Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Corona Bikin Pemilik Kendaraan di Indonesia Lebih Melek Teknologi

Toyota Fortuner TRD 2018
Sumber :

100kpj – Mewabahnya virus corona membuat ekonomi Indonesia terpukul. Banyak perusahaan di berbagai bidang menghentikan operasinya sementara. Itulah mengapa, tak sedikit karyawan dirumahkan, hingga upah bulanannya terpaksa harus dipotong.

Dalam kondisi seperti sekarang, masyarakat Indonesia menjadi lebih selektif membelanjakan uang. Hanya kebutuhan utama saja yang dibeli, sedang kebutuhan sekunder dan tersier sementara disingkirkan. Salah satunya, membeli kendaraan.

Baca juga: Orang Jepang Bingung Lihat Kijang Innova di Indonesia, Kok Bisa?

Baru-baru ini, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo merilis data yang menunjukkan bahwa penjualan mobil di Tanah Air mengalami penurunan hingga 90 persen. Bahkan, hal yang sama juga terjadi pada kendaraan roda dua, yakni turun 70 persen.

Booth Honda di GIIAS 2019 Medan

Terkait hal itu, Direktur PT Astra International, Suparno Djasmin menyebut, sejauh ini, sisa konsumen yang masih membeli kendaraan lebih mengutamakan platform online, ketimbang datang langsung ke lokasi.

"Kalau lagi Covid-19 begini, enggak banyak orang yang keluar rumah. Apalagi, setelah pemerintah memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di beberapa kota. Kebetulan, daerah-daerah PSBB itu rata-rata market kendaraan. Pembeli terbesar di sana,” ujarnya melalui video conference, Rabu 20 Mei 2020.

“Tapi untungnya, kami sudah punya platform online yang diperkenalkan sebelum adanya Covid-19. Sekarang konsumen kebanyakan transaksi lewat sana, ada 75 persen. Jadi cuma 25 persen yang datang langsung ke lokasi,” tambahnya.

Baca juga: Mengapa Banyak Orang Indonesia Suka Mobil Jepang?

Sebelumnya, Head of After Sales Marketing & Development Department Mitsubishi Indonesia, Ronald Reagan juga mengatakan, semenjak kehadiran virus corona, pelanggan mereka menjadi lebih melek teknologi atau ‘go digital’. Jika sebelumnya permintaan layanan purnajual dilakukan melalui sambungan telfon, kini mereka lebih banyak menggunakan mobile apps.

“Selama April sampai Mei, memang terlihat ada kenaikan signifikan dari kustomer yang mengakses mobile apps. Kurang lebih ada 55 persen pertanyaan dan permintaan servis datangnya dari sana. Lalu yang komunikasi lewat media sosial ada 10 persen. Berarti totalnya 65 persen,” kata dia.

Berita Terkait
hitlog-analytic