Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Duh, Jet Rafale Incaran Menhan Prabowo Ternyata Pesawat Abal-abal?

Jet tempur Rafale buatan Prancis.
Sumber :
Ist

100kpj – Pemerintah Indonesia melalui Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berencana memperkuat pertahanan udara dengan membeli 48 unit jet tempur buatan Perancis, Rafale Dassault.

Menurut sumber internal di laman berita lokal La Tribune, pembelian ini bakal diwujudkan dalam kesepakatan antar-pemerintah Perancis dan Indonesia yang diharapkan bisa dicapai dalam waktu dekat. Kendati dinilai canggih, namun jika melihat sedikit ke belakang, rupanya Rafale merupakan jet tempur yang tergolong tidak laku.

Baca juga: Prabowo Lebih Pilih Jet Rafale Ketimbang Sukhoi-35, Keputusan Brilian?

Pada sembilan tahun silam, Menteri Pertahanan Perancis, Gerard Longuet sempat menyampaikan rasa khawatirnya lantaran penjualan Rafale tak menunjukkan tanda-tanda membaik. Bahkan, Pesawat bersayap delta itu belum satu pun terjual di luar negeri sejak pertama kali dioperasikan pada 1998 hingga 2011.

prabowo

Buruknya lagi, Raja Hamad dari Bahrain pernah mengejek Rafale sebagai pesawat dengan teknologi abal-abal. Di luar itu, upaya pemerintah Perancis menawarkan jet tersebut ke berbagai negara di kawasan Eropa juga selalu berujung gagal. Misalnya Swiss yang menolak tawaran itu mentah-mentah dan lebih memilih jet Saab Gripen buatan Swedia.

Bukan hanya itu, Rafale juga sempat ditolak di Asia, seperti Uni Emirate Arab, Qatar, serta India. Saat ditanya mengapa jet tempurnya susah laku di luar negeri, Longuet mengakui, karena jumlah produksinya lebih sedikit dibandingkan pesawat buatan negara lain, sehingga ongkosnya tentu lebih mahal.

"Saat kami memesan 200 pesawat Rafale untuk program 10 tahun hingga 15 tahun, AS memproduksi 3.000 pesawat," ungkap Longuet.

prabowo subianto

Saat Prabowo ingin memesan Rafale sebagai moda udara militer Indonesia, beberapa kalangan menganggapnya sebagai keputusan brilian. Sebab, pesawat itu bisa menambal kekosongan tempat yang seharusnya diisi Sukhoi SU-35 sejak dua tahun lalu. Namun, kita perlu mengakui, bahwa Rafale merupakan pesawat yang memiliki beberapa kekurangan.

Misalnya, Rafale masih mengusung teknologi generasi keempat. Padahal di luar sana, jet tempur rata-rata sudah berasal dari generasi kelima. Selain itu, kecepatan pesawat Perancis ini juga tergolong lambat, yakni hanya 2.223 kilometer per jam, sedang Sukhoi SU-35 yang berasal dari kelas serupa saja, kecepatannya bisa menyentuh 2.778 kilometer per jam.

Berita Terkait
hitlog-analytic