Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Angkutan Umum DKI Terintegrasi, Harapan Anies Baswedan Bikin Kaget

Alat Transportasi
Sumber :

100kpj – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan berbagai cara untuk mengurangi kemacetan. Seperti halnya memperbanyak pilihan moda transportasi umum selain angkot, yakni busway atau Transjakarta, bus regular, dan MRT (Mass Rapid Transit)

Namun usaha tersebut seperti sia-sia. Sebab kemacetan di Ibu Kota tetap menjadi makanan sehari-hari, artinya sebagian masyarakat masih mengandalkan kendaraan pribadi dengan berbagai alasan, salah satunya karena faktor kenyamanan.

Baca juga: Selain Terintegrasi Ini Kunci Utama Agar Transportasi Umum Digemari

Hal lain yang membuat transportasi bersama itu tidak dilirik, karena untuk mencapai tempat tujuan yang diinginkan seseorang belum terpenuhi. Selain itu, soal kepraktisannya dalam proses pembayaran, hingga berpindah-pindah ke moda lainnya. 

Skama moda transportasi ibu kota baru.

Oleh sebab itu Pemprov DKI telah menerapkan sistem terintegrasi untuk beberapa transportasi umum pada awal Juli 2020. Tujuannya untuk mempermudah masyarakat berpindah-pindah saat menggunakan angkutan bersama tersebut.

Melalui BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), melalui PT  MRT Jakarta, PT Transportasi Jakarta, PT Jakarta Propertindo tergabung menjadi PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek untuk sistem integrasi pembayaran antar moda transportasi.  

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, seluruh penyedia transportasi umum massal di Ibu Kota berkolaborasi menyediakan layanan yang terintegrasi. Bukan hanya modanya, tetapi juga tariff, serta sistem pembayarannya.

“Sehingga seluruh masyarakat dapat menikmati layanan transportasi yang nyaman, mudah, dan efisien karena mereka cukup membawa satu alat pembayaran,” ujarnya melansir Dinas Perhubungan Jakarta, Kamis 30 Juli 2020.

Anies berharap integrasi pembayaran ini mampu mewujudkan subsidi yang lebih tepat sasaran. Dengan begitu pengeluaran biaya masyarakat menjadi lebih ekonomis dalam menggunakan jasa transportasi massal, terlebih dalam kondisi pandemi saat ini.

“Dengan adanya pengintegrasian ini maka insyallah pengguna moda transportasi umum di Jakarta jumlahnya akan kembali meningkat. Target kita bisa kembali seperti 20 tahun lalu di mana porsi pengguna kendaraan umum di jalan raya Jakarta mencapai 75 persen penduduk,” tuturnya.

Artinya hanya mencangkup pembayaran. Padahal untuk meningkatkan daya tarik konsumen terhadap angkutan umum semua aspek perlu terintegrasi. Seperti yang disampaikan oleh Guru Besar Intitute Teknologi Bandung (ITB), Ofyar Z Tamin.

“Agar transportasi umum diminati, perlu teringerasi. Yang pertama integrasi jaringan, operasional, ticketing, kelembagaan,” ujar Ofyar yang merupakan pakar transportasi saat berbincang kepada 100KPJ.

Suasana penumpang busway

Profesor lulusan London itu mengaku sudah meriset ribuan responden pengguna angkutan umum di setiap daerah. Studi tersebut untuk mencari tahu seberapa jauh orang tertarik jalan kaki menghampiri jaringan transportasi umum. 

“Misalnya di Bandung jarak 250 meter orang masih mau jalan, kalau Jakarta sekitar 150 meter. Ternyata dari beberapa kota itu korelasi orang ingin berjalan menghampiri public transport segaris dengan kondisi cuaca dan kontur jalanan,” tuturnya.

 

Berita Terkait
hitlog-analytic