Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Diperiksa KPK, Isi Garasi Direktur Keuangan Waskita Ternyata Kosong

Ilustrasi KPK
Sumber :

100kpj – Untuk mengungkap kasus korupsi pelaksanaan pekerjaan subkontraktor fiktif proyek yang dikerjakan PT Waskita Karya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Direktur Keuangan dan SDM PT Waskita Wado Energi, Tri Yuharlina.

“Yang bersangkutan dipanggil sebagai saksi untuk tersangka FR (mantan Kepala Divisi II PT Waskita Karya Fathor Rachman),” ujar Petugas Pelaksana Juru Bicara KPK, Ali Fikri mengutip Antaranews, Jumat 26 Juni 2020.

Saat menelusuri harta kekayaan Tri Yuharlina sebelum diperiksa KPK, ternyata ada hal unik yang jarang dilakukan para pejabat pemerintah terutama di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah satunya adalah soal koleksi kendaraan.

Jalan Tol Layang Japek II

Menurut data yang dikantongi KPK sejak 2014 sampai 2019, Direktur Keuangan Waskita yang menangani pembangunan jalan tol itu ternyata tidak pernah memiliki kendaraan yang mengatasnamakan dirinya, dalam bentuk motor atau pun mobil.

Cukup berbeda dengan pejabat lainnya yang kerap mencantumkan koleksi kendaraan di dalam laporan harta kekayaannya. Yuharlina dikenal sebagai sosok sederhana sejak menjabat sebagai Kepala Bagian Keuangan dan SDM divisi EPC pada 2014 lalu.

Meski memangku jabatan yang terbilang menggiurkan, namun kekayaan yang dimilikinya diduga masih dalam batas normal. Meski setiap tahun nilai harta kekayaan yang dimilikinya terus bertambah, hal itu terlihat dari laporannya sejak 7 tahun lalu.

Tercatat pada 2014 kekayaan Yuharlina hanya Rp1,469 miliar yang didalamnya terdapat dua bidan tanah dan bangunan, harta bergerak lainnya seperti logam mulia, serta giro dan setara kas. Sedangkan pada 2017 jumlahnya meningkat menjadi Rp3,341 miliar.

Peningkatan tersebut terlihat dari naiknya harga tanah dan bangunan yang dimilikinya di kawasan Bekasi, dan Jakarta Timur, serta meningkatknya harga logam mulai, dan tambahan surat berharga. Lalu pada 2018 harta kekayannya menjadi Rp3,726 miliar.

Tercatat isi di dalamnya tidak ada perubahan, begitu juga pada 2019 di mana tanah dan bangunan yang dimiliki hanya berada di dua lokasi. Namun karena herta bergerak lainnya serta harga tanah dan bangunan meningkat maka nilaI kekayaannya di tahun lalu menjadi Rp5,322 miliar, yang lagi-lagi tidak ada daftar kendaraan yang dimilikinya dalam alat transportasi dan mesin.

 

Berita Terkait
hitlog-analytic