Harga Pertamax Green 95 Lebih Mahal dari Pertamax, Pengganti Pertamax Plus?
100kpj – PT Pertamina (Persero) resmi menjual Pertamax Green 95 di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum). Harga bahan bakar minyak, atau BBM jenis bioetanol tersebut lebih mahal dari Pertamax RON 92.
Untuk tahap pertama, perusahaan pelat merah tersebut hanya menjual Pertamax Green 95 di 5 SPBU yang tersebar di Jakarta Selatan, dan 10 SPBU di wilayah Surabaya, Jawa Timur.
Baca juga: Toyota Indonesia Pastikan Mobilnya Bisa Konsumsi Pertamax Green 95
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan mengatakan, pasokan BBM campuran bioetanol tersebut ditargetkan mencapai 700 sampai 1.000 liter per hari untuk Jakarta, dan Surabaya karena masih baru.
Menurutnya pangsa pasar untuk bahan bakar di segmen RON 95 tidak sebesar jenis lain yang berada di bawah itu. Ditambah penyebarannya belum merata, namun dalam satu tahun harapannya bisa di seluruh Pulau Jawa.
“Saat ini kita fokus untuk bisa melayani di dua kota, Jakarta, dan Surabaya. Lalu kita akan mulai pengembangan di kota-kota berikutnya di Pulau Jawa,” ujarnya kepada wartawan di SPBU MT Haryono, Jakarta, dikutip Selasa 25 Juli 2023.
BBM baru tersebut campuran minyak fosil dengan bioetanol yang merupakan senyawa alkohol dengan mengambil sari tumbuhan sebesar 5 persen dari tebu.
Lebih lanjut Riva menjelaskan, etanol dari tumbuhan tersebut diproduksi 30 ribu kiloliter per tahun, namun kebutuhan Pertamax Green 95 hanya 12 ribu kiloliter per tahun.
Soal harga, Pertamax Green 95 dibanderol Rp13.500 per liter, artinya lebih mahal dari Pertamax RON 92 atau non bioetanol yang saat ini Rp12.400 per liter, atau lebih murah dari Pertama Turbo RON 98 Rp14.000 per liter.
Secara posisi seperti mengembalikan Pertamax Plus yang sudah lama hilang, namun diperbaharui dengan embel-embel ramah lingkungan, yang dicampurkan etanol.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 252.K/HK.02/DJM/2023 tentang Standar dan Mutu BBM RON 95 campuran bioetanol 5 persen.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengatakan, spesifikasi Pertamax Green 95 ditetapkan sesuai dengan yang tercantum pada lampiran Kepdirjen tersebut.