Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Modus Penipuan Penjual Aksesori Motor di Dunia Maya, Wajib Tahu

Modifikasi All New Yamaha NMax
Sumber :

100kpj – Agar tampilan motor berbeda, menggunakan aksesori aftermarket menjadi salah satu cara dalam memodifikasi. Terlebih aksesori tersebut bersifat plug and play, atau tinggal pasang tanpa melakukan ubahan atau custom.

Untuk menemukan part sesuai dengan keinginan, tentu Anda perlu mengunjungi toko-toko aksesori. Namun bagi yang tidak ingin repot, biasanya berselancar di situs jual beli online menjadi pilihan praktis untuk membeli aksesori.

Baca juga: Pemilik Motor Yamaha Lebih Suka Modifikasi, Ketimbang Pengguna Honda

Tapi jangan mudah tergiur dengan pemilik lapak yang memanfaatkan platform e-commerce, atau melalui media sosial. Sebab cukup banyak modus penipuan, sehingga merugikan konsumen karena mendapatkan barang tidak sesuai.

Modifikasi All New Yamaha NMax

Bahkan hal tersebut juga dialami PT Maju Gemilang Persada, atau GMA Product Series. Di mana produk buatan mereka, yakni Nemo dan JPA kerap dimanfaatkan oknum untuk modus penipuan di situs jual beli online dengan memasang harga murah.

Selain harga lebih murah, desain produk juga serupa. Diketahui, Nemo adalah merek yang sudah tidak asing lagi untuk produk windshield, cover CVT, hingga cover filter udara. Sedangkan JPA adalah lampu LED untuk beberapa jenis motor.

“Masalah di saat saat ini ada di Online, jadi kemarin ada yang pakai foto produk kita tapi dijual jauh di bawah harga pasaran,” ujar Owner GMA Product Series, Giman kepada member Journalist Max Community di Bogor. 

Namun saat ditelusuri, memang itu salah satu modus penipuan. “Kaget banget kita sampai dibuat pusing hampir di bawah harga partai, mau kita cek takut perusahaan bocor barang-barang dari belakang, kita juga beri imbauan,” tuturnya.

Selain menipu dengan harga yang jauh lebih murah, ada juga yang hanya memanfaatkan embel-embel nama Nemo atau JPA di informasi deskirpsi produk. Ketika sudah dipesan, ternyata barang yang sampai ke tangan konsumen berbeda.

“Sebenarnya kalau sampai pakai brand kita tidak ya, tapi cuma namanya saja yang dibawa-bawa, tapi ada juga yang desainnya mirip-mirip bisa sampai 80-90 persen,” katanya.

Menurutnya, meski produk lain menggunakan desain yang mirip, namun pihaknya hanya memberikan teguran secara personal. Artinya tidak sampai dibawa ke jalur hukum, karena pelanggaran hak cipta dengan meniru produk miliknya. 

“Cuma kami bicarakan secara personal, kami tidak sampai bawa ke jalur hukum, kami cuma bilangin teman-teman bantu lah masing-masing punya model dan laku, jangan sampai mirip banget hargai lah,” tuturnya.

Giman mengaku untuk membuat satu produk aksesori saja butuh waktu yang panjang, dan modal cukup besar. Salah satunya untuk riset, hingga ongkos meracik cetakan produk, keduanya cukup beresiko, karena belum tentu diterima pasar.

“Kami sudah mendaftarkan desain produk kami, dan butuh waktu satu setengah tahun. mendaftarkan hak cipta desain produk bukan untuk apa-apa melainkan melindungi diri sendiri,” sambungnya.

 

Berita Terkait
hitlog-analytic