Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Bukan Corona, Penduduk Kota Ini Susah Kalau Tidak Ada Sepeda Motor

Pemotor di Afganistan
Sumber :

100kpj – Jika sebagian besar negara di dunia serius dalam memerangi penyebaran virus corona, sementara di Afganistan justru malah terlibat bentrok dengan dua kelompok Taliban. Otoritas setempat mengatakan, bentrokan antara pasukan Afganistan dan gerilyawan Taliban tersebut menewaskan puluhan orang dalam 24 jam terakhir.

Bentrokan yang terjadi di sebuah pos pemeriksaan di tambang tembaga Mes Aynak di provinsi Logar timur pada Selasa malam itu menewaskan delapan anggota pasukan keamanan Afghanistan. 

Kelompok gerilyawan itu juga menyerang beberapa pos pemeriksaan di provinsi Sar-e-Pul utara dan menewaskan 11 anggota pasukan keamanan Afganistan, serta melukai 19 orang lainnya dan membuat satu orang ditangkap oleh Taliban, seperti dikutip dari France 24.

Pemotor di Afganistan

Serangan tersebut merupakan ancaman terhadap proses perdamaian yang sedang diupayakan. Taliban berulang kali menolak seruan pemerintah Afganistan untuk melakukan gencatan senjata, karena negara itu sedang berjibaku menangani penyebaran virus corona. Pembicaraan damai dan pertukaran tahanan beberapa waktu lalu sudah dilakukan dalam upaya mencari jalan damai untuk kedua pihak.

Selain peperangan dan virus corona, tampaknya ada hal yang bisa membuat masyarakat Afganistan merasa tidak nyaman. Apalagi warga yang tinggal di Kandahar, Afganistan. Di kota tersebut ada sekitar 130 ribu sepeda.

Jumlah tersebut lebih dari dua kali jumlah mobil, uniknya menurut data Departemen Lalu Lintas sebagian besar sepeda motor di Kandahar, diproduksi oleh pabrikan seperti Honda dan Yamaha yang sebagian diimpor dalam kondisi bekas.

Namun, Taliban juga selain menggunakan truk pick up dan mobil jip, mereka juga menggunakan sepeda motor yang dilakukan ketika sedang mengontrol wilayahnya. Selain itu, Taliban juga menggunakan sepeda motor untuk melakukan bom bunuh diri, hal tersebut membuat polisi Afganistan melarang menggunakan sepeda motor, dan melarang pengendara sepeda motor berboncengan.

Pemotor di Afganistan

"Semenjak ada pelarangan tersebut, agak sulit bagi kami untuk membonceng. Karena polisi pasti menghentikan dan pasti anda akan dipersulit oleh polisi," ungkap Bismillah Khan, yang dikutip dari The New York News.

Khan membeli sepeda motor bekas dengan harga sekitar $ 300, sementara bagi penjual sepeda motor di Kandahar, larangan berboncengan justru malah dapat meningkatkan penjualan.

"Sebelum pelarangan, satu sepeda motor sudah cukup untuk keluarga kecil, tetapi sekarang setiap keluarga harus membeli dua atau tiga sepeda," kata Akhtar Mohammed, yang menjual sebagian besar sepeda motor impor kondisi bekas.

Penduduk Kandahar menggunakan sepeda motor untuk transportasi sehari-hari, serta piknik keluarga di pinggiran kota pada akhir pekan. Beberapa sepeda motor digunakan sebagai taksi. "Sudah menjadi bagian dari kehidupan di sini, tanpa sepeda motor, kamu seperti tahanan," pungkas Khan.

Baca juga: Apa Motor yang Paling Laris di Israel, Jangan Kaget Dengar Jawabannya

Berita Terkait
hitlog-analytic