Indonesia Siap Diserbu Mobil Baru, Banyak dari China?
100kpj – Kementerian Perindustrian berharap catatan angka ekspor otomotif dapat terus meningkat. Pihaknya menargetkan, angka ekspor otomotif bisa menembus satu juta unit di 2025 mendatang.
Hal itu dianggap bisa tercapai lantaran bakal ada sederet merek baru yang mau memanfaatkan Indonesia sebagai basis produksinya.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan, dari sisi produksi dan penjualan otomotif nasional sejak 2013 sampai 2018 rata-rata kini berada di atas 1,2 juta unit per-tahun. Angka itu pula yang membuat industri komponen lokal terus bertumbuh, sejalan dengan peningkatan produksi.
"Ekspor produk otomotif dan komponennya juga menunjukkan peningkatan. 2018 ekspor CBU (completely built up) 264.553 unit, CKD (completely knocked down) 82.028 set, dan komponen sebanyak 86.631.872 pieces," ujarnya di Gedung Kemenperin, Jakarta, Selasa 13 Agustus 2019.
Lebih lanjut Airlangga menyebut, diharapkan akhir tahun ini terjadi peningkatan volume ekspor pada produk-produk tersebut. Sebab, per-Juli 2019, nilai ekspor kendaraan telah melebihi 50 persen dari pencapaian ekspor di tahun sebelumnya.
"Sesuai roadmap industri otomotif nasional, pada tahun 2025, ekspor CBU diharapkan dapat mencapai 1 juta unit ke lebih dari 80 negara," sambungnya.
Merek Baru
Peningkatan ekspor enam tahun mendatang dalam bentuk utuh atau built up bisa ditunjang dari kehadiran merek pendatang baru. Seperti yang disampaikan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kemenperin Harjanto.
"Kami sudah melakukan ekspor di lebih dari 80 negara, dan lima negara tujuan ekspor kita Filipina, Australia, Jepang, Meksiko, dan Vietnam. Pada tahun 2019 kita targetkan 400 ribu unit ekspor dan naik terus kurang lebih 1 juta unit per-tahun," katanya.
"Sehingga di 2026 kita sudah mencapai angka itu, (ekspor). Dengan masuknya brand-brand baru, dan brand besar hampir seperempat juta per-tahun dan 50 persen mereka ekspor. Tentu beberapa pemain baru akan memanfaatkan Indonesia sebagai basis produksi," sambungnya.
Saat disinggung merek baru tersebut, Herjanto enggan berkomentar. Seperti diketahui, sejumlah nama besar asal Tiongkok sempat bermunculan seperti BYD dan Foday. Hal itu pernah diungkapkan oleh Pengamat Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus.
"Belum lagi rencana Foday dan BYD yang konon sedang mempersiapkan diri. Saya dapat kabar dari teman sedang ada pembangunan pabrik mobil China dekat Solo. Dan yang bersangkutan sudah pernah ke sana," ujar Martinus.
BACA JUGA:
Bocoran Tampang NMAX Terbaru, Apa Saja Ubahannya?
BACA JUGA:
Viral Bocah Pipis di Dalam Bus Kota, Netizen Jengkel Ibunya Diam Saja
(Laporan: Jeffry Yanto Sudibyo)

Gebrakan Neta di Tahun Depan demi Mendongkrak Penjualan di Indonesia

BYD Catatkan 1.400 SPK Selama 10 Hari, Ini Model Terlarisnya

Lantaran Bentuknya Unik, Pengguna Mobil Listrik Ini Jadi Perhatian di Jalan

Tahun Depan Mobil Listrik Aletra akan Dibuat di Purwakarta

Komparasi Aletra L8 vs BYD M6, Beda Harga Gimana Jarak Tempuhnya

Tahun Depan BYD Jualan Mobil Hybrid di Indonesia

Beda Kelas Harga Hyundai Tucson Baru Lebih Mahal dari Yaris Cross dan Honda HR-V, Pilih Mana?

New Hyundai Tucson Hybrid Meluncur di RI, Begini Spesifikasi dan Harganya

10 Brand Mobil Paling Diburu Orang RI di Bulan Lalu, BYD Bikin Pusing Pemain Lama

Jetour Resmi Umumkan Harga 2 Mobilnya di Indonesia, Dashing dan X70 Plus

Jalan Tol Jadi Alternatif Perjalanan Jauh, Ini yang Harus Diperhatikan Pengendara

Komitmen Kenyamanan Pelanggan, PT Hyundai Motors Indonesia Perbaharui Software mobil

Fitur Terbaru Smart Hybrid Vehicle by Suzuki, Tools Pintar yang Buat Berkendara Semakin Nyaman

Mobil Toyota di Tambahkan Fitur Penting Untuk Keselamatan Pengendara dan Penumpang
