Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Mulai Diminati, Bisakah Mobil China Saingi Merek Jepang di Indonesia?

Wuling Almaz
Sumber :

100kpj – Industri otomotif merupakan sektor bisnis paling dinamis. Siapa yang berani berinovasi dan menawarkan harga kompetitif, biasanya lebih mudah memenangkan persaingan. Hal itu pula yang dilakukan perusahaan mobil asal China yang tengah berupaya meruntuhkan dominasi merek Jepang di pasar Indonesia.

Setelah sempat diragukan pada awal dekade 2000-an, kini mobil buatan Negeri Tirai Bambu mulai diminati konsumen di Tanah Air. Wuling dan DFSK menjadi dua nama yang cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia sepanjang tahun lalu. Bagaimana tidak, penjualannya tergolong tinggi dan mulai mendekati merek-merek asal Jepang.

Perlu dibaca: Fenomena Mobil China di Indonesia: Dulu Diragukan, Kini Laku Keras

Berdasarkan data yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), keduanya masuk dalam 10 merek roda empat dengan penjualan terbaik di Tanah Air. Wuling berada di posisi enam, setelah berhasil mendistribusikan kendaraan ke dealer sebanyak 22.343 unit dan membukukan penjualan retail 21.112 unit.

Wuling Almaz

Sedang DFSK berada di posisi 10 dengan penjualan sebanyak 3.857 wholesales, serta retail 3.260 unit. Angka-angka tersebut menjadi bukti betapa cepatnya pertumbuhan dagang merek China di pasar Indonesia.

mobil murah

Saat berbincang dengan kami, Brand Manager Wuling Motors Indonesia, Dian Asmahani sempat menyebut bahwa strategi pabrikan China untuk memenangkan persaingan pasar di Tanah Air tergolong cukup unik.

Sebab, bukan hanya menghadirkan produk murah dengan kualitas terjangkau, pihaknya juga sering mengadakan kampanye yang bertujuan menumbuhkan atensi masyarakat terhadap produknya yang masih berusia muda.

“Saat kami masuk ke Indonesia, kami berusaha untuk membangun fondasi dulu. Mulai mendirikan pabrik dan diler, kemudian yang paling penting adalah CSR, program khusus untuk masyarakat,” ujarnya kepada 100KPJ di bilangan Tangeran Selatan, belum lama ini.

“Bahkan, saat kami belum berjualan mobil di sini, kampanye itu sudah mulai dijalankan, tujuannya biar mereka mengenal apa itu Wuling dan mulai penasaran mencari tahu,” kata dia menambahkan.

Wuling Almaz

Sementara soal kemungkinan mobil China merebut pasar roda empat yang dikuasai Jepang di Indonesia, pengamat otomotif senior sekaligus pengajar di Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Pasaribu mengatakan, hal itu bisa saja terjadi, tapi tidak dalam waktu dekat.

“Secara kultural, konsumen di Indonesia memang masih terpaku pada produk Jepang, tapi perlahan mobil China mulai disukai. Merek-merek seperti DFSK, Wuling, Foday, atau Changan tidak bersaing, mereka malah bahu membahu membentuk branding,” ujarnya melalui sambungan telfon.

“Coba lihat sekarang, mobil China yang sedemikian murah bisa punya tampilan dan fitur yang tergolong canggih,” tambahnya.

Jajaran produk DFSK

Selain itu, ia menambahkan, perusahaan mobil asal China juga mampu menciptakan hubungan baik dengan pemerintah melalui upaya pendirian pabrik di Indonesia. Bagi merek otomotif, hal tersebut dianggap perlu demi terciptanya ongkos produksi yang murah, sehingga daya beli masyarakat menjadi lebih tinggi.

“Mungkin memang sulit (mematahkan dominasi Jepang), tapi pertumbuhan mobil China sudah menunjukkan tren positif,” kata Yannes.

Perlu dibaca: Pantas Motor-mobil Nasional Mirip Buatan China, Ini Toh Sebabnya

Berita Terkait
hitlog-analytic