Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Sanggupkah Indonesia Tiru China dalam Menjual Kendaraan Listrik

Ilustrasi pengisian mobil listrik
Sumber :

100kpj – Untuk mengurangi polusi udara di gobal, pabrikan kendaraan berlomba-lomba menciptakan produk ramah lingkungan. Salah satunya memanfaatkan tenaga listrik, atau mengkombinasikan listrik dengan mesin bahan bakar alias hybrid.

Namun hanya beberapa negara yang gencar menjual kendaraan listrik atau hybrid, karena dukungan dari pemerintahnya. Seperti yang disampaikan Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, Yohannes Nangoi.

Nangoi mengatakan, dari total penggunaan kendaraan hybrid, plug in hybrid atau listrik murni di dunia ternyata Belanda, yang menunjukkan kemajuan. Masyarakatnya sudah mulai beralih dari mesin bahan bakar ke energi listrik. 

“Hampir 90 persen semua kendaraan berbasis listrik baterai (laku di Netherlands), tapi kalau kami melihat di Swedia, UK, Belgium, Jerman itu masih di bawah 50 persen. Jadi itu yang paling maju,” ujarnya di Hotel Le Meridien, Jakarta.

Lebih lanjut Nangoi menjelaskan, beberapa negara masih mempertimbangkan penggunaan kendaraan listrik karena adalah satu permasalahan. Bukan soal isentif pemerintah, namun terkait limbah baterai yang sangat berbahaya.

“Pengguna kendaraan full listrik terbesar di dunia adalah China, total kumulatif penggunaan kendaraan BEV (Battery Electric Vehicle) sampai detik ini 2 juta. Sedangkan penjualan setiap tahun kendaraan di China 28 juta (termasuk mesin bahan bakar),” tuturnya.

Sementara mennurut Nangoi, sepanjang 2018 lalu penjulaan kendaraan listrik murni di sana itu Rp1 juta lebih. Artinya sekitar tiga persen lebih mereka menggunakan mobil tanpa emisi, lalu peringkat kedua negara di bagian Eropa.  

“Negara terbesar kedua Eropa (pengguna kendaraan full listrik), lalu Amerika dan segala macem. Di Amerika hanya 300 ribu kendaraan listrik, sedangkan penjualan kendaraan di Amerika dalam satu tahun total kira-kira 18 juta,” sambungnya.

Dia mengatakan, dengan begitu China masih menjadi yang terbesar untuk penjualan kendaraan baik itu listrik atau berbabahan bakar. “Perlu di catat setiap penjualan mobil listrik di China subisidi negara. Jadi mobil listriknya di kasih fiskal isentif termasuk subsidi Rp80 juta,” katanya.

Sebagai informasi, di Indonesia peta peerjalanan kendaraan listrik baru terbentuk melalui Peraturan Presiden No.55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan. 

Diharapakan sejak regulasinya terbentuk, penjualan kendaraan listrik di dalam negeri menyumbang 20 persen dari total penjualan di 2025. Selain itu, para produsen juga diwajibkan memproduksinya di Tanah Air dan menggunakan komponen lokal.

 

Berita Terkait
hitlog-analytic