Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

BBM Baru Pertamina Pertamax Campur Tebu, Apakah Aman Untuk Mesin Mobil

Mesin Toyota Agya GR Sport CVT
Sumber :

100kpj – PT Pertamina (Persero) dalam waktu dekat merilis bahan bakar minyak, atau BBM dari bioetanol, bukan untuk mesin diesel, melainkan untuk mesin bensin. Karena bahan dasarnya dari Pertamax.

Pertamax RON 92 akan dicampurkan sari tebu sebesar 5 persen untuk tahap awal. Strategi serupa diterapkan pada bio diesel dengan campuran minyak kelapa sawit, dan solar di awal kemunculannya beberapa tahun lalu.

SPBU Pertamina

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, transsisi energi bukan hanya menurunkan emisi karbon dari mesin pembakaran kendaraan bermotor, namun untuk menekan ketergantungan bahan bakar dari fosil.

Bukan hanya itu, manfaat lainnya menggunakan bioetanol karena menurutnya Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, terutama tumbuhan yang bisa digunakan sebagai campuran BBM ramah lingkungan.

“Bulan ini kami launching produk baru dari bioetanol. Pertamax kami campur dengan etanol atau molases dari tebu,” ujar Nicke 

Jika bio solar saat ini sudah mencampurkan 35 persen minyak nabati dari kelapa sawit, sehingga disebut B35, berbeda dengan BBM untuk mesin bensin tersebut yang diberi kode E5. Apakah aman untuk mesin mobil?

Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam mengatakan, secara global mobil yang menggunakan bahan bakar bioethanol E5 tidak diperlukan penyesuaian pada mesin.

“Cuma ada dua mesinnya, dan bahan bakarnya. Kalau mesin tidak ada masalah, tapi bahan bakarnya bagaimana?,” ujar Bob di Karawang, Jawa Barat, dikutip Rabu 14 Juni 2023.

Lebih lanjut Bob yang akan menjabat sebagai Wakil Presiden TMMIN itu menyebut, berkaca dari studi bio solar di awal, untuk pasar Indonesia sendiri dilakukan bertahap untuk kadar atau campuran minyak nabatinya.

“Biosolar begitu juga resmi global itu B7, tapi setelah kita lakukan pengujian bisa sampai B10 sampai B20, tapi ada feedback juga, ada sulfur, kadar airnya banyak, diperbaiki lagi sehingga compatible,” tuturnya.

Bioetanol kombinasi Pertamax dengan sari dari tumbuhan Tebu dianggap tidak masalah untuk enjin buatan Toyota, bahkan sampai E10, atau kadarnya 10 persen. Karena di negara lain campurannya jauh lebih tinggi.

Mobil-mobil Toyota buatan Indonesia yang di ekspor ke sejumlah negara di Amerika Selatan pun sudah mendukung bioetanol dengan kadar sampai 100 persen, artinya tidak ada lagi bahan baku dari minyak fosil.

“Toyota kembangkan sampai E20, di Brazil juga ada E100, nah kalau E100 ada penyesuaian. Tapi kalau E5 sampai E10 enggak perlu penyesuaian, tapi bahan bakarnya yang nanti harus dicek bagaimana, compatible enggak dengan enjin? Jadi E5-E10 harus dilihat in term engine, in term fuel,” sambungnya.

 

Berita Terkait
hitlog-analytic