Suzuki Beberkan Alasan Sulit Bersaing dengan Honda dan Yamaha
100kpj – Meski secara statistik penjualan Suzuki di Indonesia tahun lalu meningkat, namun pabrikan tersebut masih belum mampu bersaing dengan dua jenama Jepang lainnya, Honda dan Yamaha. Hingga penghujung tahun 2019, market share mereka di Tanah Air masih berada di bawah 10 persen.
Suzuki sendiri pun tak ingin menampik, bahwa pihaknya cukup kesulitan menghadapi persaingan ‘melawan’ pabrikan raksasa tersebut.
Baca juga: Motor Suzuki yang Kemungkinan Bakal Meluncur 2020
Menurut Marketing and Business Development Head PT Suzuki Indomobil Sales atau SIS divisi roda dua, Yohan Yahya, saat ini pihaknya hanya berstatus sebagai market follower. Sehingga, terbilang sulit meluncurkan model baru guna membuat gebrakan pasar.
Maka, mau tak mau, Suzuki harus menunggu dan mengikuti tren yang sudah lebih dulu ada. Kenyataan itulah, yang kata Yohan, menyulitkan pihaknya bersaing.
“Kami menyadari pasar kami di Indonesia tidak terlalu besar, jadi segalanya (dalam hal peluncuran produk) harus melalui pertimbangan yang matang,” ujarnya kepada 100KPJ belum lama ini.
Sedang menurut Marketing Manager PT SIS, Banggas Pardede, alasan lain mengapa Suzuki sulit bersaing menghadapi Honda dan Yamaha, ialah karena pihaknya beberapa kali salah menentukan waktu peluncuran. Sehingga, kata dia, tidak cukup banyak atensi publik yang berhasil mereka sedot.
“Beberapa kali kami terlalu cepat atau terlalu lambat dalam meluncurkan model baru, jadi itu yang enggak mau kami ulangi lagi,” terangnya.
“Dulu, kami sangat ingat, yang pertama kali mengeluarkan model dengan helm-in itu Suzuki, tapi karena kita terlalu cepat, orang lain enggak banyak yang tahu kalau kami sebenarnya pelopor helm-in,” kata dia menambahkan.
Langkah Lambat
Seperti yang telah disebutkan di awal, status Suzuki yang hanya sebagai market follower membuat mereka terkesan ragu meluncurkan model baru di Tanah Air.
Padahal, sejumlah kandidat disebut-sebut akan masuk ke Indonesia dalam waktu dekat. Misalnya, Burgman, DR 150, Katana, serta yang paling dinantikan, skutik klasik Saluto. Namun hingga kini, seluruhnya masih sekadar wacana dan belum ada kejelasan.