Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Punya Nyali Besar Pengguna Vespa Tendang Motor Ojol dan Ajak Duel

Pengguna Vespa punya nyali tendag motor ojol

100kpj – Perselisihan antara pengguna jalan kerap ditemui, ada beragam faktor yang membuat pengendara motor, atau mobil adu mulut hingga bertengkar. Uniknya hampir semua kejadian tersebut terekam kamera hingga viral.

Salah satunya seperti yang dialami pengguna motor Vespa saat berselisih dengan ojek online. Video pertengkaran kedua pemotor itu diunggah akun Instagram @fakta.indo, dan sudah ditonton lebih dari 500 ribu warganet.

Dalam tayangannya pengendara motor Vespa Super yang memiliki badan tinggi tegap langsung mendendang motor Honda Scoopy yang ditunggangi ojol bersama penumpangnya. Diduga penyebabnya awal karena terjadi benturan.

“Tak terima motornya tersenggol, pria tending motor driver ojol dan ajak udel di Jalan Pettarani, Makassar,” tulis statusnya dikutip, Rabu 6 Oktober 2021.

Namun pengguna Vespa yang tampak emosi itu cukup memiliki nyali besar, mengingat saat mereka berselisih ada beberapa ojek berbasis aplikas lainnyai yang berada di lokasi, tapi hanya memperhatikan dari jarak jauh.

Pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu mengaakan, peseteruan di jalan raya sudah menjadi budaya di Indonesia. Hal itu diakibatkan dari lemahnya pemahaman mereka ketika berkendara, dan rasa empati. 

Menurutnya rasa empati itu tidak berbanding lurus dengan kamapanan, inteletual, pola pikir, hingga rasa sosial orang tersebut saat di jalan raya. Jadi pemahan empati sangat penting dasarnya dari subjek berbagi.

“Ini menjadi masalah yang umum, boleh dikatakan hampir setiap hari ada kejadian yang hampir semacam ini (adu mulut, pukul-pukulan, hingga nekat menabrak dengan senagaja),” ujar Jusri kepada 100KPJ beberapa waktu lalu.

Menurutnya, semakin tinggi jabatan seseorang, atau kekuasaan yang dimiliki pengguna jalan, hingga ukuran postur badan menjadi salah satu faktor mereka berani membuat kegaduhan dengan pengendara lain yang dianggap salah.

“Masyarakat sipil kebanyakan jadi hakim sendiri, tidak ada empati. Jadi pemahan terhadap penggunaan fasilitas publik kita lemah. Padahal, satu sisi bangsa kita dikenal dengan ramah tamah tapi ketika berada di jalan mereka itu buas, dan sering bertindak ekstrim,” tuturnya.

Jusri mengatakan, lebih baik pengguna kendaraan pentingkan keselamatan dengan mengalah. Karena keselamatan di jalan itu bukan sekadar mematuhi peraturan lalu lintas, namun bersinggungan dengan kemananan dari sisi kriminal.

“Kalau kita mengunakan fasilitas publik yang harus dilakukan adalah sabar, karena bukan kita saja yang menggunakannya. Kesabaran itu dengan menempatkan keselamatan prioritas utama. Jadi lebih baik mengalah," tutur Jusri

 

Berita Terkait
hitlog-analytic