100KPJ

Lord Rangga Sunda Empire Suka Motor Klasik, Koleksinya Bikin Geleng-geleng

Share :

100kpj – Sunda Empire sebutan sebuah kelompok yang terkenal melalui Lord Rangga sebagai mantan petingginya. Kini Edi Raharjo, atau Rangga telah meninggal dunia.

Berdasarkan informasi Facebook Pesona Ketanggungan, Lord Rangga dikabarkan meninggal di sebuah rumah sakit di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, pagi tadi. 

Baca juga: Sebelum Meninggal Lord Rangga Sunda Empire Bongkar Asal Usul Pelat Nomor Kendaraan

“Innalilahi wa innailaihi rojiun. Telah meninggal dunia Edi Raharjo alias Lord Rangga bin almarhum Murwat Hadi Wijaya,” tulis statusnya.

Mantan petinggi Sunda Empire itu meninggal pukul 05.30 WIB pagi di RS Bunda Tanjung. Tidak ada informasi penyebab meninggalnya pria yang disapa Rangga Sasana tersebut.

Sebelumnya Rangga Sasana pernah membagikan pengalamannya dengan kendaraan-kendaraan yang dimiliki, melalui virtual di akun Instagram komunitas @honda.community pada tahun lalu.

“Pertama punya motor Honda CB100, Astrea, dan Vario punya dua. Saat ini motor hanya untuk yang dekat, atau lingkungan (digunakannya),” ujarnya dikutip, Rabu 7 Desember 2022.

Berdasarkan beberapa sumber, Honda CB100 untuk Indonesia berstatus impor dari Jepang. Diproduksi sejak 1970 sampai 1982 dengan berbagai series dari tahun ke tahun, diantaranya CB100 K0, CB100 K1, K2, K3, K4, dan K5.

Untuk seri pertamanya hanya dibuat Honda dalam periode satu tahun. Mengandalkan mesin bensin satu silinder 99cc OHC berpendingin udara dengan tenaga 11 dk di 10.500 rpm, dan mampu melesat hingga 110 km per jam.

Kemudian untuk CB100 K1 yang lahir 1971 masih memiliki desain serupa, namun warna dan striping pada tangki dibuat berbeda dengan tambahan aksen besi krom pada bagian jok bawah. Pada sektor kaki-kaki mengandalkan pelek besi jari-jari 18 inci dengan pengereman tromol depan, dan belakang.

Enjinnya juga masih sama dengan kompresi ruang bakar 9,5 banding satu, sistem pengabutan karburator dan pengapiannya masih platina belum CDI. Tenaganya disalurkan melalui transmisi manual kopling 5-percepatan.

Perubahan bentuk tangki, setang, panel spidometer, dan beberapa bagian lainnya saat memasuki serie K5 yang diproduksi pada 1980-1981. Bentuknya jadi lebih besar, sebagai menganggap CB seri ini adalah GL 100.

Jantung pacunya tetap sama, namun ada sejumlah perubahan, dan penyesuaian teknologi di dalamnya, diantaranya perubahan girboks transmisi, atau perbandingan rasionya. 

Beberapa unggahan di media sosial, terlihat Lord Rangga memang akrab dengan komunitas sepeda motor bergaya klasik, salah satunya Royal Enfield,

Share :
Berita Terkait