100kpj – Meskipun transmisi manual dikenal karena harganya yang terjangkau, perawatannya yang mudah, dan durabilitasnya yang tinggi, kenyamanan berkendara di perkotaan membuat transmisi otomatis semakin diminati.
Namun, di balik popularitas otomatis, muncul perdebatan sengit antara dua jenis transmisi otomatis utama: Automatic Transmission (AT) konvensional dan Continuously Variable Transmission (CVT).
Selama ini, transmisi AT konvensional telah terbukti kokoh dan andal. Perawatannya yang sederhana dan kemampuannya untuk tetap menghadirkan sensasi berkendara layaknya mobil manual menjadikannya pilihan favorit banyak orang.
Di sisi lain, CVT menawarkan pengalaman berkendara yang sangat halus tanpa terasa perpindahan gigi. Namun, kenyamanan ini seringkali dibayar mahal dengan reputasi "lemot" dan potensi kerusakan yang lebih tinggi jika tidak dirawat dengan benar.
Lalu, mengapa mayoritas mobil baru kini beralih ke transmisi CVT?
Pabrikan seperti Toyota dan Daihatsu beralasan bahwa CVT lebih efisien dalam mengonversi putaran mesin menjadi putaran roda, meminimalkan tenaga terbuang dan jeda perpindahan gigi.
Efisiensi bahan bakar yang lebih baik, rasio gigi tak terbatas yang fleksibel, proses produksi yang lebih simpel dan murah, serta bobot yang lebih ringan juga menjadi pertimbangan utama.