Waspada! Rem Blong Motor Matic di Turunan Curam? Ternyata Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

100kpj – Insiden rem blong umumnya terjadi di jalanan menurun yang panjang, bahkan dengan kemiringan landai sekalipun.

Kondisi ini menjadi resep sempurna bagi rem motor untuk kehilangan fungsinya.

Di beberapa daerah rawan, masyarakat bahkan menyiapkan penghalang darurat untuk menahan laju motor yang blong, meski terkadang dampak yang terjadi tetap mengenaskan mengingat kecepatan tinggi kendaraan.

Mengapa Motor Matic Lebih Rentan Rem Blong?

Yang menarik dari fenomena ini adalah mayoritas kasus rem blong melibatkan motor matic, sementara motor manual (motor gigi) jarang, bahkan hampir tidak pernah mengalaminya.

Penyebab utamanya terletak pada engine brake. Motor matic memang memiliki engine brake, namun efeknya sangat minimal dan cenderung hilang saat kecepatan sudah di bawah 20 km/jam.

Ini dikarenakan penggunaan kopling otomatis yang akan memutus putaran mesin dengan transmisi pada kecepatan rendah, sehingga engine brake tidak bekerja optimal.

Berbeda dengan motor matic, motor manual memiliki engine brake yang efektif pada kecepatan berapapun.

Fitur ini sangat membantu mengurangi beban kerja rem, menjadikannya lebih aman dari risiko blong.

Panas Berlebih, Musuh Utama Rem Matic

Secara teori, rem motor matic bisa blong karena malfungsi akibat overheat. Ketergantungan motor matic untuk berhenti sepenuhnya ada pada rem depan dan belakang.

Saat melibas turunan panjang, pengendara cenderung mengerem secara konstan.

Pengereman terus-menerus inilah yang membuat cakram, kaliper, bahkan selang rem menjadi sangat panas. Jika suhu panas melebihi batas toleransi, terjadilah malfungsi atau rem blong.

Overheat pada rem cakram bisa menyebabkan minyak rem mendidih, kampas rem kehilangan daya cengkeram, bahkan seal kaliper meleleh.

Sementara pada rem tromol, kampas rem yang terlalu panas juga akan kehilangan daya cengkeram maksimalnya. Intinya, semua masalah ini bermuara pada panas berlebih.

Teknik Pengereman yang Benar dan Mitos Penyiraman Air

Lalu, bagaimana cara mengerem yang benar agar motor matic tidak blong? Kuncinya adalah gunakan rem secara bergantian dan hindari pengereman konstan.

Misalnya, gunakan rem depan beberapa detik, lalu ganti ke rem belakang. Saat kecepatan sudah menurun, manfaatkan engine brake sejenak, lalu rem lagi.

Lakukan pola ini berulang hingga turunan berakhir. Dengan begitu, rem tidak akan mengalami overheat.

Mengenai praktik penyiraman rem dengan air di turunan ekstrem, ini justru sangat tidak dianjurkan!

Meskipun bertujuan mendinginkan, penyiraman air secara langsung dan tidak merata pada cakram yang panas bisa menyebabkan perubahan dimensi piringan yang tidak seragam, mengakibatkan rem bergelombang atau bergetar.

Lebih parah lagi, perubahan suhu ekstrem ini berpotensi menimbulkan retakan pada cakram yang bisa berujung pecah.

Selain itu, menyiram rem dapat menghilangkan zat yang terkandung dalam kampas rem, menurunkan kinerjanya, dan bahkan membuat selang rem getas hingga pecah.

Lantas, bagaimana dengan hujan? Mengapa rem tidak rusak saat terkena air hujan?

Air hujan turun perlahan-lahan dan suhu lingkungan saat hujan cenderung lebih dingin, sehingga perubahan suhu pada cakram tidak ekstrem.

Ini berbeda dengan penyiraman langsung yang menyebabkan perubahan suhu drastis.

Namun, hujan juga membawa dampak buruk. Cipratan air hujan dapat membawa pasir dan lumpur yang menumpuk di kampas rem.

Jika tidak dibersihkan, gesekan kampas rem dengan cakram menjadi tidak maksimal dan bisa menimbulkan suara berdecit.

Dalam kondisi ini, risiko rem blong saat melibas turunan panjang saat hujan tetap ada, meskipun kemungkinannya lebih kecil dibandingkan dengan overheat.

Singkatnya, motor matic rentan rem blong karena remnya mudah overheat. Untuk mendinginkan rem yang overheat, hindari menyiram air secara langsung ke cakram rem.

Metode paling aman dan efektif adalah berhenti sejenak dan istirahatkan motor selama 5-10 menit agar suhu rem kembali normal secara alami.

Ini jauh lebih aman dan tidak merusak komponen rem dibandingkan menyiramnya dengan air.*