Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Pantas Morbidelli Tampil Kesetanan di MotoGP Teruel, Ini Penyebabnya

Pembalap Petronas Yamaha, Franco Morbidelli
Sumber :

100kpj – Pembalap Petronas Yamaha asal Italia, Franco Morbidelli tampil kesetanan di MotoGP Teruel, akhir pekan kemarin. Morbidelli yang memulai perlombaan dari urutan kedua langsung tancap gas dan berhasil meraih kemenangan. Lantas, apa yang membuat dia bisa sedemikian dominan?

Pada perlombaan yang terbilang kurang ketat itu, Morbidelli yang memimpin perlombaan sejak putaran awal terlihat sangat tenang dan kencang. Bahkan, pembalap Suzuki di belakangnya, Alex Rins kesulitan memangkas jarak. Kemenangan tersebut membuat Morbidelli naik ke posisi keempat tangga klasemen sementara dengan 112 poin.

Baca juga: Terkuak, Ini Penyebab Alex Marquez Tiba-tiba Jatuh di MotoGP Teruel

Franco Morbidelli

Saat ditemui awak media, Morbidelli mengaku, ada satu ‘jurus’ sakti yang membuat dia bisa memenangkan perlombaan di seri ke-11 tersebut. Jurus itu dia namakan 'Brazilian concentration' atau konsentrasi orang Brazil. Sehingga, saat berada di depan, dia sama sekali tak tergoyahkan.

“Pada balapan kali ini, saya menerapkan konsentrasi yang tak biasa. Saya menyebutnya konsentrasi orang Brazil. Itu merupakan hal yang di luar nalar. Sebelumnya, saya tidak percaya dengan level tertinggi dari tingkatan konsentrasi, tapi kini saya mulai percaya,” ujarnya dikutip dari GPone, Senin 26 Oktober 2020.

“Manusia bisa melakukan hal-hal menakjubkan jika kondisi mental mereka baik, seperti apa yang saya alami saat ini. Selain konsentrasi, tim saya juga membuat segalanya menjadi lebih mudah,” sambungnya.

Franco Morbidelli

Lebih jauh, Morbidelli kembali bercerita mengenai konsentrasi tingkat tingginya tersebut. Kata dia, saat sedang melakukan hal itu, segalanya menjadi lebih cepat. Bahkan, balapan yang aslinya 23 putaran, terasa seperti hanya dua putaran saja. Meski terdengar aneh dan tak masuk akal, namun dia tetap meyakini kebenarannya.

“Saat saya menyelesaikan perlombaan, saya hanya merasa seperti melalui dua lap, bukan 23 lap. Itulah sebabnya, saya menyebutnya sebagai trip (perjalanan yang menyenangkan). Sejujurnya, saya tidak percaya dengan hal aneh semacam itu, karena saya tipikal orang yang sangat rasional.”

“Saya sendiri bukan orang beragama, tapi saat ini, saya merasakan suatu hal yang berbeda,” kata dia.

Berita Terkait
hitlog-analytic