Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Duh, Iannone Bisa Dihukum 4 Tahun Gara-gara Kasus Doping

Andrea Iannone
Sumber :

100kpj – Andrea Iannone pembalap yang membela Aprilia Racing Team Gresini tersandung masalah doping. Hal tersebut diumumkan oleh Federation Internationale de Motocyclisme (FIM) alias Federasi Motor Dunia. FIM mendapat laporan lembaga peneliti World Anti-Doping Authorities (WADA) di Jerman, yang mengambil sampel urine Iannone pada tes doping yang dilakukan FIM pada MotoGP Sepang, November lalu. Dan hasilnya demikian.

Pengacara dari Iannone, Antonio de Rensis telah melakukan permintaan analisa sample B urin Iannone yang juga diambil di sirkuit Sepang, Malaysia. Pada 3 November 2019 lalu, sang pengacara tersebut menyatakan hasil uji sample B akan keluar pada 7 Januari 2020.

"Permintaan analisa (sample B) sudah dilakukan, tapi kami harus sabar menunggu waktunya, karena perkiraan tanggal untuk pengumuman hasil uji sample B akan diumumkan pada tanggal 7 Januari 2020," ungkap Antonio yang dikutip dari Corsedimoto.

Tes Doping MotoGP

Lebih lanjut Antonio menjelaskan bahwa dirinya akan didampingin oleh Prefessor Alberto Salomone dari Universitas Turin sebagai konsultan, "Professor Salomone dan saya akan hadir. Setelahnya kami harus menunggu untuk tahu apakah substansi yang sama muncul, yang bakal fundamental untuk dinamika situasi," tambahnya.

Steroid androgenik anabolik yang terkandung pada urin Iannone adalah jenis drostanolone, yakni steroid yang biasanya dipakai untuk menyembuhkan kanker payudara, namun juga biasa dipakai untuk meningkatkan massa otot pada tubuh.

Jika 'sampel B' urin Iannone tetap menunjukkan adanya steroid androgenik anabolik, maka ia diskors dari ajang balap sampai empat tahun. Tapi jika itu terbukti dikonsumsi secara tak sengaja, maka ia hanya dijatuhi hukuman skors dua tahun.

Pembalap Aprillia, Andrea Iannone

Sebagai informasi, pada tahun 2017, 2018, hanya ada 27 kontrol yang dilakukan yang dibagi oleh tiga dokter untuk tiga kelas yaitu Moto3, Moto2 dan MotoGP. Pada tiap kelas tersebut ada tiga pembalap yang dipilih secara acak, kriteria pemilihan tiga pembalap ini bervariasi, kadang pembalap yang meraih podium yang dipilih atau terkadang dipilih secara acak.

Metode seperti itu sepertinya kurang maksimal jika dipakai untuk pemeriksaan doping di ajang balapan paling bergengsi di dunia ini, karena hanya tiga pembalap dan tidak mewakili kondisi tiap pembalap secara keseluruhan.

Terakhir kasus doping di arena MotoGP terjadi pada Anthony West saat bermain di Moto2 dinyatakan positif menggunakan methylhexanamine. Bahkan, banding West ditolak sehingga hasil balap Moto2 musim itu dibatalkan.

Ketika itu pembalap yang pernah menjadi teman satu timnya Rafid Topan di QMMF Racing Team mendapatkan hukuman harus vakum satu bulan dari Moto2 termasuk sesi tes di akhir musim 2012 lalu, tidah hanya itu putusan akhir dari sidang lanjutan membuat pembalap asal Australia ini mendapatkan sanksi lebih berat yaitu hukuman penghapusan poin yang dia cetak di klasemen pembalap Moto2 sejak terdekteksi menggunakan doping. (re2)

Baca juga: Ternyata Begini Cara Tes Doping di MotoGP

 

Berita Terkait
hitlog-analytic