Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Stop Nyinyir ke Pembalap Lain, Lorenzo! Tingkahmu Seperti Orang Bodoh!

Jorge Lorenzo. Foto: Crash
Sumber :

100kpj – Pembalap Repsol Honda asal Jerman, Stefan Bradl mengaku gerah dengan tingkah Jorge Lorenzo yang kerap ‘nyinyir’ atau mengomentari pembalap lain di media sosial. Sebab, menurutnya, pernyataan Lorenzo kadang terlalu pedas dan bisa melukai hati yang dikomentari.

Disitat dari Motorsport-Total, Stefan Bradl menyebut, apa yang dilakukan Lorenzo merupakan tindakan bodoh, alias tak ada manfaatnya. Dia memahami, mantan pembalap MotoGP itu menikmati kehidupan media sosialnya. Namun, jangan sampai hal itu menjeremuskan dia ke jurang permusuhan.

"Sungguh bodoh melakukan sesuatu macam itu secara publik. Saya tak bisa memahami Jorge. Ia mungkin menikmati kehidupan media sosianyal. Saya tahu apa yang ia lakukan karena saya mengikutinya di Instagram. Apa yang ia lakukan mungkin menyenangkan. Namun, saya takkan melakukannya dengan cara itu," ujar Bradl.

Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo

Baca juga: Lorenzo Sarankan Vinales Pergi ke Psikolog, Lho Ada Apa?

Layaknya Lorenzo, Bradl juga aktif bermedia sosial. Akan tetapi, sebelum membagikan sesuatu, dia kerap menyaringnya terlebih dulu. Pertimbangannya satu, yakni apakah unggahan atau statusnya bermanfaat untuk orang lain atau justru sebaliknya?

“Saya menangani akun saya sendiri, tapi saya tahu banyak rider tak lagi melakukannya sendiri dan menyerahkannya kepada orang-orang yang lebih profesional.”

“Ini masuk akal, karena kehidupan di media sosial harus ditangani dengan sensitif. Anda bisa diagung-agungkan seperti raja, terbang di awan-awan, atau diseret menuju lumpur," tutur Bradl.

Jorge Lorenzo. Foto: Crash

Lebih jauh, dia berharap, tren bermedia sosial tidak membuat etika seseorang menjadi berubah. Sebab, menurutnya, dampaknya bakal berpengaruh ke dunia nyata. 

"Saya sadar, media sosial dibutuhkan generasi masa kini. Saya rasa media sosial bisa dipakai dengan cara terbaik oleh orang-orang yang pikirannya masuk akal. Rasa hormat bisa hilang jika Anda komentar seenaknya, baik komentar positif atau negatif. Kadang rasa hormat pada para rival sangat dibutuhkan," kata Bradl.

Berita Terkait
hitlog-analytic