Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Mulai Ditinggalkan, Sampai Kapan Motor Bebek Bisa Bertahan?

Motor Bebek Yamaha
Sumber :

100kpj – Pesona motor bebek mulai luruh setelah kehadiran skuter matik pada beberapa tahun lalu. Saat ini, kuda besi yang dikenal bandel dan irit itu hanya menyumbang enam persen dari seluruh penjualan sepeda motor di Tanah Air.

Bahkan, sepanjang 2019 lalu, tak satupun merek asal Jepang di Indonesia yang meluncurkan model baru di segmen tersebut. Mereka semua hanya memberikan penyegaran terhadap beberapa model lama yang sudah ada. Hal ini memantik satu tanya, benarkah kepunahan motor bebek hanya perkara waktu?

Baca juga: Terancam Punah, Cuma Orang Desa yang Mau Beli Motor Bebek

Pengamat otomotif senior sekaligus pengajar di Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Pasaribu mengatakan, selain tren, sebenarnya yang ‘membunuh’ motor bebek di Indonesia ialah para pabrikan sendiri. Sebab, tak satupun dari mereka yang berani eksplorasi mengenai tampilan yang lebih diminati konsumen.

“Tampilan motor bebek begitu-gitu saja, harusnya ada pengembangan desain. Jadi, orientasinya (secara tampilan) harus ke konsumen dulu, karena kita tahu tren sepeda motor terus berubah-ubah,” ujarnya kepada 100KPJ melalui sambungan telfon.

motor bebek murah

Ia juga menambahkan, bukan hanya kehadiran skuter matik saja yang mengancam eksistensi bebek di Indonesia. Namun, motor listrik yang belakangan mulai bermunculan juga kian menghambat pertumbuhan bebek di pasar roda dua dalam negeri.

Sedang Manager Public Relation PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing atau YIMM, Anton Widiantoro mengaku, menjual motor bebek di Indonesia memang tergolong sulit. Terutama, kata dia, di wilayah perkotaan yang masyarakatnya memiliki mobilitas tinggi sehingga lebih nyaman menggunakan skuter matik.

“Sebenarnya pasarnya masih ada, meskipun enggak banyak. Demand-nya terus menurun dan kita tak bisa menolak faktanya. Tapi menurut saya, bebek tidak akan musnah dalam waktu dekat,” terangnya kepada pewarta belum lama ini.

“Tapi, motor bebek masih diminati di luar pulau Jawa, terutama daerah. Soalnya, motor ini dirasa lebih cocok dengan kontur jalan yang bergelombang dan lebih tangguh saat membawa barang bawaan berat,” terangnya.

motor bebek

Selain di pedesaan, Anton juga menyebut, kuda besi yang dikenal ramping itu juga kerap dipesan perusahaan sebagai kendaraan operasional. Maka, selagi ada peminatnya, ia meyakini usia bebek di pasar otomotif Indonesia masih cukup panjang, meski secara penjualan sebenarnya tak terlalu menguntungkan.

Berita Terkait
hitlog-analytic