Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Fungsi CDI Motor: Kenapa Penting Banget untuk Performa Mesin Optimal? Simak Penjelasannya!

CDI Motor Honda
Sumber :

100kpj – CDI, atau Capacitor Discharge Ignition, sistem pengapian canggih ini adalah kunci di balik percikan api busi yang membakar campuran udara dan bensin, membuat mesin motor hidup dan melaju.

Mengapa Busi Perlu Api?

Tanpa busi, mesin motor takkan bisa hidup. Busi berfungsi menghasilkan percikan api yang sangat penting untuk membakar campuran bahan bakar dan udara yang telah dikompresi di dalam mesin.

Lalu, bagaimana percikan api itu bisa muncul? Di sinilah peran CDI menjadi sangat krusial.

CDI adalah salah satu sistem pengapian yang paling umum digunakan pada sepeda motor, dan seperti yang dijelaskan, tanpanya, mesin motor tidak akan menyala.

Cara Kerja CDI: Kilat Listrik untuk Pembakaran Sempurna

Sebenarnya, percikan yang muncul di busi bukanlah api dalam arti sesungguhnya, melainkan sengatan energi listrik layaknya petir, namun dalam skala kecil.

Sengatan ini cukup kuat untuk membakar campuran udara dan bensin yang sudah dimampatkan.

Lalu, bagaimana percikan listrik ini bisa muncul? Busi memiliki batang konduktor (elektroda) yang terhubung ke terminal positif baterai, dan bagian lain terhubung ke ground.

Percikan listrik akan terbentuk di antara celah elektroda dan ground. Meskipun aki motor hanya menghasilkan tegangan 12 volt, percikan listrik tidak akan keluar pada tegangan serendah itu.

Di sinilah ignition coil mengambil peran. Komponen ini bekerja seperti trafo step-up yang mampu meningkatkan tegangan 12 volt menjadi sekitar 10.000 volt!

Lonjakan tegangan inilah yang menghasilkan lompatan elektron berbentuk percikan api.

Namun, melipatgandakan tegangan hingga seribu kali lipat akan membuat ukuran coil menjadi sangat besar dan mengurangi efisiensi kelistrikan mesin.

Untuk mengatasi ini, unit CDI hadir. Secara sederhana, CDI membuat arus yang mengalir ke kumparan primer coil menjadi sekitar 100 volt, sehingga pelipatgandaan tegangan di dalam coil tidak terlalu besar.

Ini memungkinkan ukuran ignition coil menjadi lebih ringkas.

Dalam menjalankan tugasnya, unit CDI dibantu oleh pulse igniter. Pulse igniter ini berperan vital dalam mengatur waktu yang tepat kapan busi harus menyala, yaitu setelah campuran udara dan bahan bakar terkompresi.

Di dalam CDI terdapat komponen kapasitor yang berfungsi menyimpan arus listrik. Ketika kapasitor terhubung ke baterai, arus listrik akan mengisi kapasitor.

Namun, saat sambungan terputus, kapasitor akan melepaskan arus yang tersimpan secara spontan, menghasilkan tegangan hingga 100 volt.

Mekanisme pemutusan dan penyambungan arus ini diatur oleh pulse igniter dan SCR.

Pulse igniter, yang terdiri dari solenoid dan rotor magnet, berputar mengikuti putaran mesin. Ketika tonjolan pada rotor mengenai solenoid, sinyal akan dikirim ke SCR.

Sinyal ini kemudian digunakan untuk memutuskan arus dari baterai ke kapasitor.

Saat arus terputus, kapasitor langsung melepaskan arusnya, menginduksi ignition coil, dan menciptakan tegangan tinggi pada busi yang menghasilkan percikan api. Siklus ini berulang terus-menerus seiring putaran mesin.

Keunggulan CDI: Awet dan Efisien

Sistem pengapian CDI saat ini digunakan hampir di setiap motor yang diproduksi.

Dibandingkan dengan sistem platina yang lebih lama, CDI jauh lebih awet karena tidak memiliki komponen mekanis yang bergesekan.

Semua serba elektronik, menjadikannya lebih tahan lama meskipun tanpa perawatan khusus.

Dengan memahami peran vital CDI, kini kita semakin menghargai teknologi di balik setiap putaran mesin motor kita.

CDI adalah jantung elektronik yang memastikan kendaraan roda dua kita dapat diandalkan dalam mobilitas sehari-hari.

Berita Terkait
hitlog-analytic