Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Ternyata Ini Alasan Toyota Calya Masih Pakai ‘Kipas Angin’

Toyota Calya Terbaru
Sumber :

100kpj – Setelah berusia tiga tahun, PT Toyota Astra Motor atau TAM akhirnya merias wajah lama Calya menjadi lebih segar dan juga mewah. Hal itu tampak melalui tampilan serta beberapa fitur baru yang terpasang di tubuh kendaraan.

Namun, dari berbagai pembaruan yang dilakukan, ada satu hal yang seakan terlupakan, yakni sistem pendingin kabin. Mobil yang berasal dari kelas low cost green car atau LCGC itu masih menggunakan pendingin jenis air circulator.

Perangkat tersebut bekerja tanpa menggunakan evaporator. Jadi, air circulator menghisap udara dingin yang keluar dari AC utama, kemudian udara itu diteruskan hingga ke kursi barisan belakang. Itulah mengapa, fitur itu kerap diibaratkan sebagai kipas angin.

Toyota Calya Terbaru

Cara kerja tersebut, tentu berbeda dari double blower yang mendapat suplai udara dingin langsung dari kompresor AC yang terkoneksi dengan mesin. Maka pantas saja, jika banyak kalangan bertanya-tanya mengenai alasan Toyota memertahankan fitur itu di Calya versi terbaru.

Direktur Pemasaran PT TAM, Anton Jimmy menyadari, bahwa keputusan tersebut akan memicu pro dan kontra di kalangan penggemar LCGC atau entry MVP di Tanah Air. Namun, semuanya telah melalui pertimbangan matang. Lagipula, kata dia, penurunan suhu yang terjadi di Calya, terbilang masih wajar.

“Jadi lebih banyak masukkan konsumen memang terbiasa dengan double blower. Tapi dari hal sisi penurunan suhu sendiri, sebenarnya masih bisa diterima, itu yang kami harapkan,” ucap Anton di Jakarta, Senin sore, 16 September 2019.

Toyota Calya Terbaru

Selain alasan tersebut, faktor lain mengapa Toyota Calya terbaru masih menggunakan ‘kipas angin’, ialah untuk menghemat bahan bakar. Salah satu efek double blower diketahui membuat kerja mesin lebih berat, dan bisa menambah konsumsi bahan bakar.

Toyota Calya Terbaru

Perlu dipahami, Calya merupakan produk LCGC yang konsumsi bahan bakarnya diwajibkan 20 kilometer per liter. Syarat itu mesti dipenuhi, agar produk tersebut bisa dijual tanpa beban Pajak Penjualan atas Barang Mewah atau PPnBM.

"Karena kalau kami tambahkan double blower sebenarnya ada hal lain yang dikorbankan, contohnya konsumsi bahan bakar. Itu yang kami pertimbangkan sehingga saat ini masih mempertahankan air conditioning yang ada. Jadi, selain fungsional, konsumsi bahan bakarnya juga tetap terjaga,” kata dia.

Berita Terkait
hitlog-analytic