Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Bakal Banyak Kendaraan Listrik di Ibu Kota Baru RI

BYD Bus Listrik Bakeri
Sumber :

100kpj – Kendaraan listrik murni menjadi solusi mengurangi polusi udara yang dihasilkan dari emisi gas buang mesin pembakaran. Di negara lain kendaraan tanpa emisi sudah menjamur dari beberapa tahun lalu, bahkan sudah dijadikan transportasi umum.

Sementara di Indonesia peta perjalanan kendaraan ramah lingkungan baru terbentuk melalui Peraturan Presiden No.55 Tahun 2019. Sejak regulasi itu terbit, pemerintah mulai menggelontorkan idenya dalam penggunaan kendaraan tanpa suara tersebut.

Saat ini yang sedang direncanakan adalah mengaplikasikan kendaraan pelahap seterum itu di daerah-daerah dan dijadikan angkutan umum. Seperti yang disampaikan Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI Purnawirawan, Moeldoko.

“Di daerah kami sedang komunikasikan dengan walikota-walikota seperti Bekasi, Bogor, Surabaya, Batu (Malang), semuanya sudah respons untuk segera merubah angkutan umumnya (ke listrik),” ujarnya di Balai Kartini, Jakarta, Kamis 5 September 2019.

Bus listrik MAB

Moeldoko yang juga punggawa bus listrik bermerek MAB (Mobil Anak Bangsa) itu sedang memantau respon lanjutannya. Selain daerah, pemerintah juga berinisiatif agar nantinya Ibu Kota baru, Kalimantan Timur juga menggunakan kendaraan listrik.

Maka menurutnya, alangkah baiknya penggunaan kendaraan listrik untuk transportasi umum itu sudah menjadi kewajiban. Terutama di daerah-daerah, atau tempat wisata agar alamnya yang masih asri ikut terjaga dengan baik tanpa adanya emisi. 

“Lebih bagus lagi kalau ada kewajiban, di Ibu kota baru juga sudah pasti bisa digunakan (kendaraan listrik). Sebaiknya termasuk daerah-daerah wisata di Toba di daerah lain diharapkan pakai mobil listrik semuanya. Agar wisatawan yang ke sana betul-betul bisa menikmati, udara yang bersih,” katanya. 

Menurutnya, soal ketersedian tempat pengisian baterai atau charging station bisa dibuat dengan mudah baik di daerah-daerah wisata atau Ibu Kota baru. Sebab, alat pengisian baterai itu tidak membutuhkan lokasi yang besar, terpenting dialiri arus listrik.

“Gampang lah itu (alat pengisian baterai di Ibu Kota baru), sangat mudah. Ekosistem harus dibangun, bagaimana menyambungkan antara ketersediaan listrik, Pemda ketersedian area, BPPT kesiapan soket-soketnya itu agar pas. Ini perlu pemikiran dari semuanya, jika ekosistemnya sudah terbangun semuanya akan selesai dalam waktu cepat,” katanya. (re2)

Berita Terkait
hitlog-analytic