Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Presiden Jokowi Siap Gandeng Australia Bikin Baterai Mobil Listrik di RI

Ilustrasi pengisian mobil listrik
Sumber :

100kpj – Mobil listrik yang beredar di pasar Indonesia sebagian besar masih berstatus impor. Diantaranya ada beberapa model Tesla, Porsche Taycan, Nissan Leaf, Lexus UX-300e, DFSK Gelora E, dan Toyota bZ4X yang paling terbaru.

Yang sudah diproduksi, atau dirakit secara lokal hanya Hyundai Ioniq 5, dan Wuling Air ev. Keduanya punya spesifikasi berbeda, dan harga terpaut jauh, namun jika berdasarkan jenisnya tergolong masih mahal.

Presiden Jokowi naik mobil listrik Hyundai Genesis

Mengingat jantung utama dari mobil listrik buatan RI itu masih berstatus impor, seperti halnya baterai, dan dinamo untuk sumber penggerak rodanya. Maka harganya masih tergolong tinggi untuk sebagai orang.

Padahal jika salah satu dari komponen itu sudah dibuat lokal, besar kemungkinan harga kendaraan listrik di Indonesia akan lebih terjangkau. Saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang akan memproduksi baterai.

Mengingat Indonesia memiliki nikel sebagai salah satu bahan baku yang dibutuhkan untuk baterai kendaraan listrik. Maka, Presiden Jokowi mengajak beberapa negara bekerjasama demi merealisasikan hal tersebut.

Salah satunya melalui Konfrensi Tingkat Tinggi, atau KTT G20, tepatnya pada B20 Summit, 14 November 2022 kemarin. Orang nomor satu di RI itu berusaha merayu pimpinan Australia untuk membuat baterai mobil listrik.

“Saya hanya menawarkan kepada Perdana Menteri Anthony Albanese, di Australia ada lithium, kita punya nikel. Kalau digabung sudah jadi baterai mobil listrik,” ujar Jokowi dalam pidato sambutannya di B20 Summit, Bali dikutip Selasa 15 November 2022. 

Namun mantan Gubernur DKI itu tidak ingin jika pembuatan baterai itu dilakukan di negeri kanguru, melainkan bahan dasar tersebut dibawa ke Tanah Air untuk diproduksi demi percepatan kendaraan listrik secara global.

“Tapi saya minta kepada Perdana Menteri Albaneese untuk lithium-nya bisa dibawa ke Indonesia saja, kita bersama-sama melakukan hilirasi di Indonesia,” tutur Jokowi.

Untuk mempercepat realisasi produksi baterai di dalam negeri maka terbentuk konsorsium dengan LG Energy Solution (LGES) serta Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd. (CBL).

Lg Energy bekerjasama dengan beberapa produsen kendaraan, dan BUMN (Badan Usaha Milik Ngeara) yang meliputi Industri Pertambangan Mining Indonesia (MIND ID), seperti PT Antam, PT Bukit Asam, PT Freeport Indonesia, PT Inalum, dan PT Timah.

Ilustrasi sistem kerja mobil listrik

Pada 2035 kebutuhan baterai EV dunia diprediksi mencapai 5.300 giga watt hour (gWh), dan mobil lebih mendominasi. Di Indonesia pada tahun tersebut permintaan baterai EV 59 gWh dari sektor transportasi masih paling banyak,

Berita Terkait
hitlog-analytic