Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Mobil Listrik Roll-Royce, Cocok Buat Sultan yang Gak Mau ke SPBU

Mobil listrik Rolls-Royce
Sumber :

100kpj – Salah satu cara mengurangi polusi udara dari emisi mesin pembakaran kendaraan adalah memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber penggerak. Pabrikan mobil di dunia berlomba-lomba menciptakan produk ramah lingkungan.

Bahkan brand-brand premium yang produknya kerap digunakan para sultan, dan orang-orang tajir di sejumlah negara, ikut membuat mobil listrik. Seperti yang dipersiapkan oleh Rolls-Royce untuk produk terbarunya.

Mobil listrik Rolls-Royce, masa sultan enggak isi bensin

Rolls-Royce dikenal sebagai mobil super mewah dari tanah Inggris yang memanfaatkan mesin bensin berkapasitas besar. Tapi siapa sangka mereka meramalkan di masa depan mobil tidak lagi menggunakan bahan bakar minyak. 

Chief Executive Officer Rolls-Royce Motor Cars, Torsten Muller-Otvos mengklaim, pendiri brand mobil mewah tersbut, yakni Charles Rolls sudah memprediksi tentang sumber tenaga listrik pada April 1900 akan diaplikasikan di kendaraan.

“Perusahaan memulai upaya bersejarah untuk mencipatkan mobil super mewah pertama di kelasnya. Dan ini akan terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan banyak orang,” ujar Muller dalam keterangan resminya, Rabu 29 September 2021.

Menurutnya, melalui keterampilan, keahlian, visi, dan dedikasi yang luar biasa dari para desainer, dan insinyur Rolls-Royce akan menjadi lebih mudah dalam mempersiapkan produk masa depan yang mengandalkan tenaga listrik.

Mobil listrik Rolls-Royce 102EX

Memang belum dibocorkan produk ramah lingkungan yang akan diluncurkan ke pasar. Sebelumnya pabrikan mobil asal negeri Ratu Elizabeth itu pernah membuat Phantom Experimental Electric dengan kode 102EX pada tahun 2011.

Namun sayang mobil tersebut batal dipasarkan, karena masih ada sejumlah kekurangan. Phantom 102EX itu dipersenjatai baterai lithium-ion, dan dua motor listrik untuk menggerakkan keempat rodanya yang terpasang di sasis belakang.

Secara platform masih sama dengan versi mesin pembakaran, sehingga Rolls-Royce sekadar mencari ruang kosong untuk menempatkan baterai dengan menghilangkan mesin bensin 12 silinder, atau V12 dari bonet depan, serta girboksnya.

Mesin pembakaran berkapasitas 6.8000cc itu bisa menyemburkan tenaga  maksimal 453,2 dk, dan torsi 720 Nm di 3.500 rpm. Sedangkan saat dikonversi menjadi listrik tenaganya hanya 388,8 dk, namun torsinya melonjak jadi 800 Nm.

Sukses mendapatkan tepuk tangan dari sejumlah pihak, karena penumpang atau pengendara Phantom Experimental Electric tidak mendegarkan suara apapun dari luar, selain kedap di dalam, saat berjalan mobil tersebut benar-benar hening.

Pujian lainnya juga datang dari torsi yang disalurkan ke rodanya. Meski begitu, mobil tanpa emisi itu memiliki kekurangan pada daya baterai yang terlalu lemah, sehingga jarak tempuhnya sangat terbatas ketika digunakan berkendara. 

Pengisiaan daya memakan waktu lama, dan umur baterai hanya bertahan tiga tahun. Maka pada 2016 pabrikan membuat versi baru hasil pengembangan dari 102 EX yang disebut Next 100.

“Akhirnya EX menegaskan 103EX adalah mobil ekperimental murni, tidak pernah dijadikan untuk memasuki produksi. Setelah debut di London, mobil sudah dibawa keliling dunia selama tiga tahun, dan kembali ke rumah Roll-Royce d Goodwood pada 2019,” sambungnya.

Tidak ada informasi terkait 103EX akan diproduksi massal, atau tidak, namun jika Rolls-Royce merilis mobil listrik akan cocok buat sultan yang enggak mau ke SPBU.

 

Berita Terkait
hitlog-analytic