100kpj – Dalam sistem rem hidrolik, fluida atau minyak rem memiliki peran krusial dalam menyalurkan tekanan dari tuas ke kaliper, yang kemudian menjepit piringan rem.
Minyak rem dipilih karena sifatnya yang cair dan dapat menyesuaikan bentuk, namun menjadi padat ketika diberi tekanan.
Berbeda dengan udara yang meskipun cair dan menyesuaikan bentuk, ia bersifat elastis; volumenya akan mengecil saat ditekan, menjadikannya tidak efektif dalam mentransfer tekanan.
Rem Masuk Angin: Ketika Udara Menyerang Sistem Hidrolik
"Rem masuk angin" adalah istilah untuk kondisi di mana udara secara tidak sengaja masuk ke dalam sistem rem hidrolik.
Ini bisa terjadi melalui tabung reservoir minyak rem yang terletak di dekat handle rem. Tabung ini berfungsi menyimpan cadangan minyak rem dan dilengkapi indikator level.
Ketika handle rem ditarik, piston di dalam silinder akan menutup saluran reservoir dan menekan minyak rem.
Namun, di atas permukaan minyak rem dalam tabung reservoir, terdapat ruang kosong yang berisi udara.
Saat motor miring ekstrem—terutama saat berbelok—dan volume minyak rem sudah rendah, permukaan minyak rem bisa bergeser dan mengekspos saluran reservoir ke udara.
Udara ini kemudian dapat masuk ke sistem dalam bentuk gelembung-gelembung kecil.
Meskipun awalnya hanya gelembung kecil, jika terjadi berulang kali, gelembung udara akan menumpuk dan memperburuk kondisi.
Akibatnya, saat tuas rem ditarik, tekanan dari piston yang seharusnya mendorong minyak rem ke kaliper justru terbuang untuk mengecilkan gelembung udara tersebut.
Hal ini menyebabkan tidak ada cukup tekanan yang tersisa untuk mendorong kampas rem, sehingga rem menjadi blong dan tidak berfungsi.
Oleh karena itu, penting bagi pengendara untuk rutin memeriksa level minyak rem dan memastikan tidak ada udara yang masuk ke dalam sistem.
Pemeriksaan berkala dan perawatan yang tepat dapat mencegah terjadinya "rem masuk angin" dan menjaga keselamatan berkendara.*