100kpj – Banyak pengendara yang masih bingung tentang kapan waktu ideal untuk mengganti oli, bahkan ada yang mengaku motornya tetap jalan meski belum pernah ganti oli.
Lalu, seberapa penting sebenarnya penggantian oli ini? Mari kita telusuri empat fakta penting seputar oli mesin yang mungkin belum Sobat KPJ ketahui.
Fakta 1: Oli Motor Tidak Habis Seperti Bensin, Tapi Tetap Harus Diganti!
Banyak yang mengira oli akan habis layaknya bensin.
Meskipun beberapa jenis motor seperti motor 2-tak memiliki oli samping yang perlu diisi ulang, atau pada kasus motor matic modern yang olinya bisa berkurang drastis karena kondisi tidak normal, sebenarnya volume oli mesin dalam kondisi normal harusnya tetap stabil.
Oli berfungsi sebagai pelumas yang dapat digunakan berulang kali dan tidak dibakar seperti bensin.
Namun, jangan salah sangka! Meski tidak habis, oli yang digunakan dalam jangka waktu lama tanpa penggantian akan mengalami penurunan daya pelumasan.
Ini berarti perlindungan terhadap komponen mesin akan berkurang drastis. Oleh karena itu, jangan menunggu oli habis baru diganti.
Rutinlah mengganti oli agar mesin tetap terlindungi dan performanya optimal.
Jika Sobat KPJ menemukan oli motor yang terus-menerus berkurang, bisa jadi itu indikasi kerusakan karena oli tidak pernah diganti.
Fakta 2: Oli Berwarna Hitam Belum Tentu Buruk
Warna oli baru memang beragam, mulai dari kuning, hijau, hingga merah, tergantung produsen.
Namun, setelah digunakan dalam mesin, oli akan berubah menjadi hitam. Banyak yang mengira oli hitam berarti sudah tidak layak pakai, padahal warna oli tidak bisa dijadikan patokan utama.
Perubahan warna oli menjadi hitam disebabkan oleh panas mesin, mirip seperti minyak goreng yang menghitam setelah dipakai berulang kali.
Panas yang dihasilkan mesin akan memanaskan oli, namun kandungan pelumasnya masih tetap ada.
Jadi, oli yang berwarna hitam belum tentu buruk untuk melumasi. Namun, ini bukan berarti Anda bisa memakai oli selamanya selama warnanya masih hitam.
Tetap patuhi pedoman jarak tempuh, idealnya setiap 3.000 KM, karena lebih dari itu daya pelumasan oli tidak akan sebaik sebelumnya.
Fakta 3: Kekentalan Oli (SAE) Mempengaruhi Daya Lumas
Saat membeli oli, Anda akan melihat kode SAE seperti 5W-20, 10W-40, atau 20W-40. Angka-angka ini menunjukkan tingkat kekentalan oli.
Oli dengan SAE 5W lebih encer dibandingkan 20W. Oli yang lebih encer cenderung lebih baik untuk mesin baru karena dapat menjangkau celah-celah komponen yang sangat sempit.
Namun, untuk mesin yang sudah berumur 5 tahun ke atas, celah antar komponen biasanya sedikit melebar.
Jika tetap menggunakan oli encer, justru bisa menyebabkan suara mesin menjadi kasar.
Oleh karena itu, mesin yang sudah berumur disarankan menggunakan oli yang lebih kental agar suara mesin lebih halus dan terlindungi optimal.
Fakta 4: Oli Semakin Lama Dipakai Semakin Encer
Terakhir, perlu diketahui bahwa struktur oli akan mengalami deformasi. Sekental apa pun oli, akan menjadi lebih encer jika terus-menerus terkena panas dan gesekan dalam mesin.
Ketika oli sudah mengencer akibat pemakaian, daya pelumasannya akan menurun drastis.
Efeknya, suara mesin bisa menjadi kasar dan perlindungan terhadap komponen mesin berkurang.
Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mengganti oli sesuai pedoman yang telah ditentukan, dan jangan menunda-nunda.
Melebihi batas waktu penggantian oli dapat merusak komponen utama mesin, membuat pengalaman berkendara menjadi tidak nyaman dan potensi biaya perbaikan yang besar.
Dengan memahami keempat fakta ini, diharapkan para pengendara motor dapat lebih bijak dalam merawat mesin kendaraannya.
Penggantian oli secara rutin bukan hanya sekadar anjuran, melainkan investasi untuk menjaga kesehatan dan performa motor Anda dalam jangka panjang.
Jadi, sudahkah Sobat KPJ mengganti oli motor sesuai jadwal?*