100kpj – Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa motor 2-tak legendaris seperti Yamaha RX King punya rasio kompresi yang jauh lebih rendah dibandingkan motor 4-tak modern seperti Yamaha Vixion?
Ternyata, ada alasan teknis yang menarik di baliknya!
Mari kita bedah perbedaan mendasar dalam sistem kompresi antara mesin 2-tak dan 4-tak, dan mengapa kompresi yang terlalu tinggi justru bisa berbahaya bagi mesin 2-tak.
Perbandingan Rasio Kompresi
Contohnya, Yamaha RX King memiliki rasio kompresi 6,9:1, sementara Yamaha Vixion mencapai 11,6:1. Perbedaan ini signifikan dan bukan tanpa alasan.
Dua Tingkat Kompresi pada Mesin 2-Tak
Mesin 2-tak memiliki keunikan dengan dua tahap kompresi:
- Kompresi Bawah: Terjadi di ruang crankcase setelah proses hisap. Campuran bahan bakar dan udara dikompresi di sini sebelum menuju ruang bakar.
- Kompresi Atas: Setelah campuran dari crankcase masuk ke ruang bakar melalui port di dinding silinder, kompresi kedua terjadi di ruang bakar itu sendiri. Inilah yang disebut kompresi atas.
Bahaya Kompresi Atas yang Terlalu Tinggi pada Mesin 2-Tak
Jika kompresi atas pada mesin 2-tak dibuat terlalu tinggi, alih-alih meningkatkan performa, justru dapat menyebabkan masalah serius, seperti:
- Kerusakan Mesin: Tekanan yang berlebihan dapat membebani komponen mesin dan menyebabkan kerusakan.
- Suhu Mesin Terlalu Tinggi (Overheating): Kompresi yang tinggi menghasilkan panas yang lebih besar, dan pada mesin 2-tak, sistem pendinginannya berbeda dengan 4-tak, sehingga risiko overheating meningkat.
Rasio kompresi yang lebih rendah pada mesin 2-tak seperti Yamaha RX King adalah sebuah desain yang disesuaikan dengan sistem kerjanya yang unik dengan dua tahap kompresi.
Kompresi yang terlalu tinggi justru berpotensi merusak mesin dan menyebabkan overheating.*