100KPJ

Selama Pandemi Banyak Orang Ogah Beli Mobil Bekas, Pedagang Menjerit

Share :

100kpjMobi bekas menjadi salah satu jalan alternatif memiliki kendaraan roda empat. Selain harganya lebih murah, pilihan model atau brand yang didapat sangat beragam. Sehingga mobil bekas menjadi rujukan sebagian orang.

Namun di tengah pandemi covid-19, daya beli masyarakat untuk kendaraan menurun drastis karena kondisi ekonomi. Bahkan imbasnya menjalar terhadap penjualan mobil bekas, sehingga beberapa pedagang menjerit.

Baca juga: Masa Sulit di Tengah Pandemi, Pengguna Kijang Innova Beralih ke Avanza

Tak terkecuali pemain besar, seperti Mobil88. Anak perusahaan Astra yang fokus menawarkan mobil bekas tersebut gigit jari di tengah pandemi. Pasalnya penjualan mereka menurun hingga 50 persen dibandingkan tahun lalu.

“Sampai akhir tahun mungkin sekitar 9 ribu unit, target awal 20 ribu unit (sepanjang 2020) karena belum tahu covid-19,” ujar Presiden Direktur Mobil88, Halomoan Fischer dalam diskusi virtual bersama Forwot.

Lebih lanjut Fischer menjelaskan, sejak pandemi minat masyarakat membeli kendaraan bekas menurun, sehingga bisa meraih angka 50 persen dari target awal saja sudah bagus. Karena mobil bukan menjadi kebutuhan yang mendesak.

“Bukan kebutuhan primer yang harus pasti dibeli. Kalau mobil bicara ada uangnya atau tidak, prediksi saya sih putaran ekonomi sudah mulai membaik di November-Desember dibanding bulan-bulan sebelumnya,” tuturnya.

Hal senada juga disampaikan Apprasier atau Juru Taksir mobil bekas dari salah satu situs jual beli online, Riswan Susilo. Menurutnya, bukan hanya pedagang di Jakarta, pemain mobil bekas di daerah-daerah juga mengeluh saat covid-19.

“Teman-teman showroom bilang, gimana mau belanja mobil yang ada aja enggak keluar (terjual),” ujar Riswan kepada 100KPJ beberapa waktu lalu.

Riswan yang juga menjabat sebagai Marketing di LB Auto Sunter mengatakan, saat awal pandemi di Maret-April penjualan mobil fast moving seperti Avanza, Brio dan sejenisnya hanya bisa terjual di bawah 10 unit, normalnya 30 unit.

“Mobil premium seperti Mercedes-Benz, Toyota Alphard, BMW dan sejenisnya biasa bisa 20-an unit terjual per bulan sekarang baru 1 unit,” sambungnya.

 

Share :
Berita Terkait