100kpj – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menahan 3 tersangka baru kasus korupsi proyek fiktif yang dikerjakan PT Waskita Karya Persero. Salah satu dari ketiga tersangka itu adalah Direktur Utama Waskita Beton Precast, Jarot Subana.
Proses penangkapannya berbeda-beda, dan Jarot Subana menjadi salah satu tersangka yang dijemput paksa KPK. Hal itu dilakukan karena Mantan Kepala Bagian Pengendalian Dvisi III PT Waskita Karya itu dinilai tidak kooperatif saat penyidikan.
“Penyidik KPK menjemput paksa satu orang atas nama JS karena dinilai tidak kooperatif saat proses penyelidikan kasus dugaaan korupsi proyek fiktif PT Waskita Karya,” ujar Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri kepada wartawan.
Lebih lanjut Ali menjelaskan, Jarot dijemput oleh penyidik lembaga antirasuah itu di kantor Waskita Beton Precast di kawasan Cawang, Jakarta Timur. Dengan adanya kasus tersebut, sebagian penasaran dengan harta kekayaan yang dimilikinya.
Menurut penelusuran 100KPJ melalui Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang sudah dikantongi KPK, saat menjabat sebagai kepala Divisi di PT Waskita Karya pada 2013 silam, total kekayaannya hanya Rp1,178 miliar.
Namun, berselang beberapa tahun kemudian, tepatnya saat menjadi Direktur Utama di Waskita Beton Precast kekayaannya melonjak drastis. Pada 2017 nilainya mencapai Rp10,006 miliar, artinya ada kenaikan hingga berkali-kali lipat.
Lalu pada 2018, harta kekayaannya kembali bertambah menjadi Rp11,247 miliar. Dan terakhir pada 2019 berdasarkan data LHKPN, total harta kekayaan yang dimiliki Jarot sebagai Dirut di perusahaan milik negara itu mencapai Rp12,526 miliar.
Dari laporan kekayaannya di tahun lalu, Jarot Subana memiliki 10 bidang tanah dan bangunan yang niliainya Rp9,980 miliar. Kemudian koleksi mobilnya ada sebanyak 5 unit, dan semua kendaraan roda empat tersebut tergolong sangat mewah.
Yang pertama dan harganya paling terjangkau adalah Toyota Harrier lansiran 2012, harganya Rp293,3 juta di tahun lalu. Mobil berjenis Sport Utility Vehicle itu posisinya lebih mewah dari Fortuner, bahkan beberapa importir umum menjual SUV tersebut.
Harrier ditawarkan dengan mesin bensin 2.400cc transmisi manual. Kemudian mobil keduanya adalah Toyota FT 86 buatan 2013 nilainya Rp374,5 juta. Dalam keadaan bekasnya dengan tahun produksi yang sama, harga sport car itu masih Rp400 jutaan.
Selain itu, ada Lexus LX200 yang dibelinya pada 2015 dengan nilai Rp879,9 juta. Sepertinya mobil yang dimaksud salah data. Sebab, Lexus untuk varian LX hanya ada 450 dan 570, sedangkan seri 200 hanya tersedia model RX atau NX untuk SUV kompaknya.
Lalu, mobil keempat yang berada di garasi Jarot adalah BMW 320i lansiran 2016 yang harganya Rp451,25 juta. Dan yang terakhir sekaligus jadi mobil termahalnya karena umur mobil tersebut masih muda, yakni Mercedes-Benz C300 buatan 2017 seharga Rp1,06 miliar.
Selain alat transportasi, dia juga memiliki harta bergerak lainnya dengan nilai mencapai Rp1,4 miliar. Tidak disebutkan dalam bentuk kendaraan, logam mulia, atau emas.