Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Kesalahan Pengendara Skutik yang Sering Dilakukan

Skutik Honda Genio.
Sumber :
AHM

100kpj – Meski mudah untuk dikendarai, namun membesut motor matik tetap diperlukan trik tersendiri. Hal ini penting diperhatikan agar usia mesin sepeda motor tetap awet.

Setidaknya ada lima kesalahan yang acap dilakukan para pengendara motor matik yang bikin motor cepat rusak. Apa saja? Berikut ulasannya dikutip situs resmi Honda, Jumat 6 September 2019.

Pertama, asal gas dan rem. Menurut pakar mekanik bengkel spesialis matik, menggunakan motor matik tak boleh dilakukan sembarang gas kemudian rem. Sebab, aksi itu justru membuat komponen pada motor jadi lebih cepat aus.

Apalagi ketika dalam keadaan gas pol, secara mendadak mengerem, apalagi menggunakan rem belakang. Jika hal tersebut terus dilakukan dapat berakibat kerusakan pada bagian dalam CVT.

Skutik Kawasaki J300.


Sebab sewaktu kondisi digas, kampas kopling menjepit bagian rumah kopling supaya berjalan, kondisi tersebut menjadikan rumah kopling langsung menuju as roda jadi mengakibatkan roda dapat berputar dan sewaktu direm pada rumah kopling juga ikut berhenti juga,

Sehingga pada posisi kencang mengerem, rumah kopling dipaksa supaya berhenti akan mengakibatkan gesekan yang berlebih dan semakin lama akan menimbulkan panas secara tak wajar. Part yang usianya lebih pendek yakni kampas kopling ganda, rumah kopling ganda serta roller peang.

Kedua, menarik bukaan gas terlalu banyak sewaktu tanjakan. Hal ini kerap dilakukan para pemotor matik. Seharusnya buka gas menggunakan cara ynag bertahap agar memperoleh tenaga yang maksimal.

Ketiga, menarik gas sambil menarik rem. Kondisi ini biasanya terjadi ketika berada dalam kemacetan. Pengendara motor matik seringkali menahan gas sambil menarik tuas rem. Hal tersebut tentu menjadikan kampas kopling menjadi cepat habis berputar terus ketika gas ditarik.

Pemotor disiplin.


Keempat, menarik tuas rem belakang ketika jalanan menurun. Seharusnya, lebih memprioritaskan pemakaian rem depan dulu saat melintasi jalanan turunan. Pemakaian rem bisa menahan daya dorong motor motor yang semakin besar ke depan sewaktu jalan menurun. Selanjutnya ikuti pemakaian rem belakang supaya motor tetap seimbang.

Kelima, tidak teratur mengganti oli gardan, busi dan filter udara. Padahal, penggantian pada oli mesin, oli transmisi, busi dan filter udara seharusnya dikerjakan secara rutin. Pada oli transmisi ada baiknya diganti setiap jarak tempuh dengan kelipatan 8.000 km.

Oli transmisi tujuannya agar dapat melindungi gesekan dan menjaga kinerja stabilitas kinerja komponen pada transmisi.
Berita Terkait
hitlog-analytic