Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Awal Karier Joan Mir: Tak Punya Uang dan Tak Ada Tim yang Mau

Joan Mir juara MotoGP 2020
Sumber :

100kpj – Joan Mir sukses merengkuh juara dunia MotoGP 2020 dalam balapan MotoGP Valencia, akhir pekan lalu. Di balik kesuksesan pembalap Suzuki itu ada kisah yang cukup mengharukan di awal kariernya.

Balapan memang bukan olahraga yang murah, ada dana pribadi yang harus dikeluarkan banyak untuk bisa berkiprah. Tak ada uang itu yang membuat Joan Mir kesulitan mendapatkan tim.

Pembalap Suzuki, Joan Mir

Baca Juga: 7 Fakta Menarik Joan Mir Sang Juara Dunia MotoGP 2020

Tak Ada Tim yang Mau ke Joan Mir

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh manajer Joan Mir, Paco Sanchez. Dia bercerita bahwa pembalap asal Spanyol itu sempat kesulitan mendapatkan tim di Kejuaraan Dunia Balap Motor musim 2015.

Padahal di tahun sebelumnya, Joan Mir sukses memperlihatkan kemampuannya dengan jadi runner up Red Bull Rookies Cup. Situasi makin sulit saat orang tuan Mir tak punya uang untuk dapatkan kursi di tim balap Moto3 dan Moto2.

“Saya pergi dan mengetuk pintu setiap tim Moto3 dan Moto2 GP untuk memuji Joan (agar dapat tim di musim 2015). Tidak ada yang menginginkan dia. Bahkan tim yang tampil di Kejuaraan Dunia Supersport juga tak berminat. Orang tuanya tidak punya uang, kami hanya bisa menawarkan bakat pembalap," kata Sanchez, dilansir dari Speedweek.

Pembalap Suzuki, Joan Mir

Hingga akhirnya, Sanchez berani mengeluarkan dana pribadinya untuk Joan Mir. Mir yang saat itu berusia 23 tahun akhirnya membalap di tim CEV Moto3.

"Akhirnya saya mendapatkan sejumlah uang dan menempatkan Joan di salah satu tim CEV Moto3 termiskin. Tahun 2015 ia harus melawan banyak pembalap tim papan atas. Meski demikian, Joan Mir memenangkan dua balapan pertama. Kemudian saya benar-benar yakin dengan kecepatannya," kenangnya.

Karier Joan Mir pun melesat, pada musim kedua Moto3 di 2017sudah menjadi juara dunia. Kemudian ia hanya butuh satu tahun di Moto2 sebelum naik kelas ke MotoGP pada musim 2019 dan bergabung dengan Suzuki dan di tahun kedunya meraih gelar juara dunia.

“Dia memasuki Kejuaraan Dunia pada usia 18 tahun dan menjadi pembalap MotoGP pada usia 21. Saya menganggap sistem ini patut dicontoh. Jadi kami membiarkan para atlet memiliki masa kecil mereka, mereka dapat melepaskan semangat dan pergi ke sekolah," ujar Sanchez.

"Dan ketika mereka datang ke Kejuaraan Dunia, kami tidak harus bernegosiasi dengan orang tua atau keluarga sang pembalap. Mereka sudah cukup umur, bukan lagi anak-anak dan sadar olahraga ini juga bisa berbahaya," paparnya.

Berita Terkait
hitlog-analytic