Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Sepupu Vinales Meninggal, Pengaruh Gaya Balap Marquez Ikut Terseret

Dean Berta Vinales, sepupu Maverick Vinales meninggal dunia.
Sumber :

100kpj – Dunia balap kembali berduka denga meninggalnya Dean Berta Vinales pada pada balapan FIM Supersport 300 World Championship, Sabtu 26 September 2021. Insiden tersebut mendapat protes keras dari pembalap World Supersport (WSSP) Michel Fabrizio.

Sepupu dari pembalap MotoGP, Maverick Vinales ini meninggal usai mengalami crash. Dia terlibat kecelakaan di lap 11 tikungan dua pada race pertama seri ketujuh yang berlangsung di Sirkuit Jerez, Spanyol.

Kecelakaan pembalap Vinales Racing Team itu melibatkan pembalap Alejandro Carrion, Daniel Mogeda, Yeray Ruiz, dan Harry Khouri. Hingga akhirnya, Dean Berta meninggal di usia baru 15 tahun.

Dean Berta mengalami luka parah di bagian kepala dan dada. "FIM, Dorna, dan pihak Sirkuit Jerez turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada keluarga, teman, tim, dan orang-orang tercinta dari Berta Vinales," bunyi pernyataan Dorna.

Atas insiden tersebut, Michel Fabrizio menilai balapan motor kini hanya mementingkan bisnis semata. Di mana, pengamanan serta keselamatan pembalap tak terlalu dipentingkan.

"Saya menyaksikan hari yang buruk, kehilangan seorang pebalap yang baru berusia 15 tahun. Saya telah melihat begitu banyak balapan seperti ini dalam kategori ini, dan setiap kali balapan berakhir, ada yang bernapas lega karena berjalan dengan baik. Tapi sayangnya itu tidak selalu berjalan dengan baik dan hari ini (meninggalnya Vinales) hal yang tidak terduga terjadi atau mungkin apa yang Anda tahu bisa terjadi," ujar Fabrizio di akun Instagram miliknya.

Lebih lanjut dia menilai FIM sudah mengubah dunia balap dalam beberapa tahun terakhir ini. Menurutnya, banyak pembalap yang sedikit pengalaman turun hingga kejuaraan dunia, yang mana demi hasilkan uang.

Dia pun mengingat kembali soal kritikan Valentino Rossi kepada Marc Marquez saat debutnya di MotoGP. Di mana, gaya membalap pembalap Repsol Honda itu sangat agresif dan membahayakan rivalnya, di mana saat ini dicontoh pembalap-pembalap muda.

"Valentino Rossi bertahun-tahun yang lalu, ketika Marquez memasuki MotoGP, dikritik, mengatakan dia mengeluh tentang manuver Marquez yang "salah". Kita harus setuju dengannya. Marc telah menjadi titik acuan: orang-orang muda ini meniru perbuatannya, menyalip terlalu banyak hingga batas, bersandar pada lawan mereka mempertaruhkan setiap inci," katanya yang memutuskan pensiun dari balap sebagai bentuk protes.

"Ini semua karena FIM yang tidak memainkan peran pengamanan, tetapi lebih memilih bisnis! Sudah waktunya bagi politik masing-masing negara untuk campur tangan!. Yang pertama melontarkan pesan kuat adalah Ayrton Senna, yang mengatakan bahwa beberapa trek berbahaya, dan hanya setelah kematiannya mereka turun tangan. Hari ini di Formula 1 ada lebih sedikit kematian, tetapi di (balap) motor akhir-akhir ini ada pembantaian!" tutupnya.

Berita Terkait
hitlog-analytic