Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Yamaha Sempat Mengira Vinales Bakal Sehebat Rossi, tapi Nyatanya Tidak

Maverick Vinales
Sumber :

100kpj – Bos Monster Energy Yamaha, Lin Jarvis mengaku salah mempresdiksi masa depan mantan pembalapnya, Maverick Vinales di kompetisi tertinggi. Sebab, dulu dia mengira Vinales akan sehebat Valentino Rossi, namun nyatanya tidak.

Disitat dari Corsedimoto, Lin Jarvis pertama-tama mengatakan, saat pertama bergabung dengan Yamaha, Vinales mampu menunjukkan potensinya sebagai pembalap terbaik di masa depan.

Maverick Vinales. Foto: Crash.

Baca juga: Yamaha Heran Lihat Vinales, Motor Sudah Bagus tapi Kalah Melulu

Bahkan, saat baru pertama gabung Yamaha, Vinales sempat memikat hati Ducati. Kala itu, mereka berniat merekrut pembalap asal Spanyol tersebut, namun secara tegas ditolak Yamaha.

"Ada tawaran kuat dari Ducati di atas meja. Dan kita semua tahu betapa kuatnya Maverick saat itu,” ujar Jarvis, dikutip Kamis 6 Agustus 2021.

Bahkan, saking percayanya dengan kualitas, bakat, dan masa depan Vinales, Yamaha memproyeksikan Top Gun sebagai pemimpin baru di tim pabrikan tersebut. Dia digadang-gadang menjadi pengganti Valentino Rossi dan tampil dominan sepanjang musim.

"Pada saat yang sama, kepindahan Valentino ke Petronas direncanakan pada tahun 2021. Tanpa Vale, Vinales bisa menjadi pemimpin tim baru pada tahun 2021. Kami pikir selama ini dia selalu dibayangi Valentino,” tuturnya.

Valentino Rossi. Foto: Motorsport.

Namun demikian, kini yang terjadi justru sebaliknya. Alih-alih tampil dominan dan mendapat predikat ‘pembalap terbaik’, Vinales justru tampil angin-anginan dan sering terlibat cekcok dengan timnya sendiri.

“Setelah kepergiannya dari Tim Pabrik, Mavericks bisa menggebrak tahun ini. Tapi itu tidak terjadi," tegasnya.

Syahdan, setelah melihat kenyataan tersebut, Yamaha agaknya menyesal berharap terlalu banyak terhadap Vinales. Lebih lagi, pihaknya juga terlalu cepat memberi perpanjangan kontrak kepada pembalap 26 tahun tersebut.

"Ada banyak hal tak terduga terjadi dalam bisnis ini. Sejak itu, kami telah merenung, apakah kami membuat kesepakatan kontrak terlalu cepat," kata Lin Jarvis.

Berita Terkait
hitlog-analytic