Mau Kalah Kek, Jatuh Kek, Pokoknya Rossi Enggak Boleh Pensiun!

100kpj – Pembalap Petronas Yamaha asal Italia, Valentino Rossi selalu tampil buruk sepanjang musim ini. Alih-alih bersaing di urutan depan, dia justru lebih sering jatuh dan finis di barisan terbelakang. Lantas, apakah ini pertanda dia harus pensiun dari MotoGP?

Legenda MotoGP yang besar di era 2000-an awal, Carlos Checa mengatakan, Rossi sebaiknya tak buru-buru gantung helm dari kompetisi. Bahkan, sekalipun The Doctor lebih sering jatuh, kalah, dan tampil mengecewakan, dia memintanya tetap bertahan beberapa musim lagi.

“Saya rasa apa yang terjadi kepada Vale di kejuaraan dunia tahun ini memang sangat mengkhawatirkan. Namun, apakah itu sudah cukup untuk meyakinkannya pensiun dari dunia balap? Saya rasa tidak!” ujar Checa, dikutip dari Sky Sport, Senin 5 Juli 2021.

Baca juga: Hati-hati, Marc Marquez Bisa Acak-acak MotoGP Bulan Depan

Lagipula, menurutnya, Rossi masih sangat dibutuhkan di MotoGP. Sehingga, saat dia memutuskan pensiun, maka kompetisi tersebut diyakini bakal kehilangan banyak penonton.

“Terlebih, menurut pandangan saya, Vale masih dibutuhkan di MotoGP. Nama besarnya masih mampu menjadi daya tarik untuk kejuaraan dunia ini. Jadi, saya rasa dia tak perlu buru-buru pensiun,” tuturnya.

Dorna Masih Butuh Rossi

Chief Executive Officer atau CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta mengaku ingin melihat Rossi di MotoGP lebih lama. Sebab, menurutnya, kehadiran pembalap 42 tahun itu berdampak baik untuk kompetisi tertinggi. Sayangnya, dia tak menjelaskan lebih lanjut, apa ‘dampak baik’ yang dia maksud.

"Seperti yang selalu saya katakan, saya memiliki banyak rasa hormat untuk apa yang telah Valentino Rossi lakukan. Dia sangat penting bagi kejuaraan ini, baik untuk apa yang telah dia lakukan dan apa yang masih dia lakukan. Penting untuk tetap memiliki Rossi di paddock," kata Ezpeleta, disitat The Race.

Meski tak dijelaskan secara pasti, namun banyak pihak meyakini, keberadaan Rossi berguna untuk mendongkrak MotoGP dari segi finansial. Karuan saja, setiap kali perlombaan—terutama sebelum pandemi COVID-19, pendukungnya selalu mendominasi tribun sirkuit.