Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Sombong Betul! Lorenzo Ogah Balapan di WSBK Gegara Levelnya Rendah

Jorge Lorenzo. Foto: Crash
Sumber :

100kpjJorge Lorenzo merupakan salah satu pembalap tersukses yang pernah tampil di MotoGP. Bahkan, sepanjang kariernya, dia telah mengoleksi tiga juara dunia.

Namun, cedera panjang membuat performanya di lintasan terus menurun. Dia akhirnya memutuskan pensiun saat usianya baru memasuki 32 tahun.

Baca juga: Lorenzo ke Marquez: Jika Memang Hebat, Membalaplah Sampai Seusia Rossi

Jorge Lorenzo. Foto: Crash

Kini, setelah dua musim menganggur, Lorenzo ditantang kembali balapan. Akan tetapi bukan di MotoGP, melainkan di World Superbike atau WSBK. Lantas, bagaimana dia merespons tantangan tersebut?

Sayangnya, menurut sosok berjuluk X-Fuera tersebut, kompetisi WSBK sama sekali tidak menarik. Sebab, dia telah meraih banyak gelar di MotoGP. Sehingga, kata dia, untuk apa berlomba di kejuaraan yang lebih rendah?

“Saya akan membuat Anda paham: ketika seseorang telah mengendarai Ferrari atau Lamborghini, sulit untuk pindah ke mobil lain,” ujar Lorenzo, dikutip dari Visordown, Selasa 25 Mei 2021.

“Ketika Anda telah bersaing di kompetisi terbaik, yakni Formula 1-nya balap motor, maka Superbike nampaknya sedikit lebih kecil bagi Anda di semua tingkatan,” lanjutnya.

Pembalap WSBK. Foto: Motorsport.

Sebagian pembalap—terutama yang sudah berumur—mungkin beranggapan, pindah ke WSBK merupakan keputusan terbaik. Sebab, kata dia, WSBK dan MotoGP sama-sama kompetisi yang mengandalkan motor balap kencang. Namun demikian, menurutnya, tingkat persaingan keduanya terbilang sangat berbeda.

“Ini kejuaraan yang berbeda, punya kekuatan dan minat, seperti balapan dengan motor jalan raya, atau fakta bahwa paddock lebih familiar.”

“Tapi MotoGP adalah yang terbaik. Ketika Anda menjadi juara dunia di sana tiga kali, Anda menjalani karir selama delapan belas tahun di sana, bahkan mendapat cedera patah tulang punggung, (lalu untuk apa) pergi ke Superbike?” urainya.

Lagipula, Lorenzo memegang satu prinsip, bahwa membalap sejatinya bukan untuk bersenang-senang semata, melainkan juga untuk menang dan juara.

“Ujung-ujungnya, ada pembalap yang suka balapan motor, untuk kesenangan berkendara, dan ada juga yang melakukannya untuk kesenangan menang,” kata dia.

Berita Terkait
hitlog-analytic