Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Kapan Motor Listrik Hasil Kolaborasi Bakrie Group dan Selis Dijual di Indonesia?

Anindya Bakrie saat berkunjung ke IIMS 2023
Sumber :

100kpj – Untuk percepatan kendaraan listrik di Indonesia, PT VKTR Teknologi Mobilitas sebagai anak usaha Bakrie Group berkolaborasi dengan PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (GAS/Slis) sebagai produsen sepeda, dan motor listrik Selis.

Kerjasama kedua perusahaan tersebut dimulai pada Desember 2022. Mereka akan melahirkan 4 tipe sepeda motor listrik untuk pasar Indonesia, demi mendukung target pemerintah menuju netralitas karbon di 2060.

Keempat motor pelahap seterum tersebut akan diberi nama sesuai dengan kode perusahaan, yaitu V, K, T, dan R. Lantas gimana update dari hasil koleborasi tersebut?

Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), Anindya Novyan Bakrie mengatakan, masih terlalu dini untuk mengumumkan hasil kerjasama dengan Selis, namun ada perbedaan strtagi bisnis dari kedua perusahaan.

“Kita masih saling belajar, karena factory (pabrikan VKTR) itu bagusnya bisnis to bisnis, kalau Selis kan bisnis to customer, jadi kita saling belajar. Tapi masih terlalu dini, kalau Selis sudah berpengalaman lah,” ujar Anindya Bakrie di JIExpo Kemayoran, Jakarta, dikutip, Senin 27 Februari 2023.

Menurutnya, membuat kendaraan listrik cukup mudah, namun VKTR sepertinya tidak akan terjun untuk retail, atau melakukan penjuala. Karena yang sulit itu memasarkan, atau mmemberikan kepuasan kepada konsumen.

“Kita timbang-timbang dulu, karena produknya gampang menurut saya, Yang susah itu gimana membuat customer experience bagus, aftersalesnya, lalu branding, marketing, kalau produknya sendiri banyak yang bisa bikin,” tuturnya.

Sebelumnya Direktur PT VKTR Teknologi Mobilitas, Gilirasi W. Setijono menyebut, kerjasama itu merupakan bagian dari konsep sepeda motor listrik yang akan diproduksi oleh VKTR bersama Selis dengan target pemenuhan komponen dalam negeri yang ditetapkan pemerintah.

Dalam proses pembuatan motor pelahap seterum itu akan melibatkan perguruan tinggi, seperti halnya Politeknik Eletronika Negeri Surabaya, dan manufakturnya akan menggunakan fasilitas produksi milik GAS. 

“Dengan demikian saya optimis, TKDN kita nantinya di tahap awal sudah berada di angka 45 persen, sampai 50 persen, dan seiring berjalannya waktu akan terus ditingkatkan hingga 90 persen,” kata Gilirasi dikutip Antaranews.

 

Berita Terkait
hitlog-analytic