Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Pengendara Motor Listrik Dituntut Lebih Berinteraksi di Jalan, Kenapa?

Pengunjung melakukan pengetesan Gesits di IIMS 2019.

100kpj – Motor bertenaga listrik tentu berbeda dengan motor yang mengandalkan mesin bahan bakar. Bukan hanya spesifikasinya, namun karakter dari tenaga atau torsi motor listrik pun berbeda.

Karena mengandalkan dinamo dan baterai, otomatis motor ramah lingkungan itu melaju tanpa suara. Berbeda dengan mesin konvensional yang menghasilkan emisi karbon dan suara dari knalpot.

Oleh sebab itu, mengendarai motor setrum tersebut tidak bisa sembarangan. kalau tidak disiplin, potensi kecelakaannya besar. Seperti disampaikan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu.



“Enggak signifikan motor listrik tidak memiliki suara berbahaya. Tergantung dari pengendaranya, beberapa sepeda motor mesin kecil juga suaranya tidak besar,” ujarnya kepada 100KPJ, Kamis 1 Agustus 2019.

Jusri mengatakan, pengemudi motor listrik itu harus bisa berinteraksi di jalan. Selain tertib lalu lintas, juga menguasai tehnik berkendara, antisipatif terhadap kelalaian orang lain atau tidak berasumsi.

“Misalnya berada di persimpangan jalan, terjadi blind spot (objek tidak terlihat sekeliling mata), komunikasi harus dilakukan misalnya memberikan tanda pakai klakson atau lampu,” tuturnya.



Lebih lanjut Jusri menjelaskan, menjaga kecepatan sesuai dengan jalan yang dilintasinya, dan empati terhadap pengguna jalan. Jika prinsip deffensive riding dan safety riding diterapkan enggak masalah.

Contohnya di negara lain yang sudah banyak mobil dan motor listrik berkeliaran di jalan. Mereka tetap pertahankan disable (kebisingan suara) dari pabrikan. Tidak perlu disesuaikan, karena sudah tertib.

(Laporan: Jeffry Yanto)

Berita Terkait
hitlog-analytic