PHEV Lebih Irit dan Ramah Lingkungan, Ternyata Tak Sepenuhnya Benar
Kamis, 31 Oktober 2019 | 00:10 WIB
100kpj – Mobil plug-in hybrid vehicle atau lebih dikenal dengan PHEV diklaim menjadi jenis kendaraan yang akan banyak diburu dalam beberapa tahun ke depan. Mobil jenis ini diklaim sebagai perantara sebelum era mobil listrik benar-benar menjadi pilihan utama.
Banyak keunggulan yang ditawarkan para produsen mobil yang kini menghadirkan kendaraan jenis PHEV. Selain dianggap lebih ramah lingkungan, penggunaan kendaraan PHEV juga diklaim lebih ekonomis alias irit.
Namun benarkah begitu? Dalam kesempatan ini, 100kpj.com mencoba mencari kebenarannya. Dan ternyata dari sebuah pengamatan yang dilakukan sebuah perusahaan konsultan asal Jerman yang bergerak di bidang logistik, ternyata anggapan itu tak sepenuhnya benar.
Menurut Fleet Logistics, menggunakan kendaraan PHEV justru dianggap merugikan terutama di dunia logistik atau jasa pengiriman. Meski PHEV mendapat keringanan soal pajak, ternyata secara pengeluaran para pengguna jasa logistik justru membengkak.
Menurut Fleet Logistics, sejak menggunakan angkutana PHEV dengan mesin bensin atau solar justru biaya pengiriman yang harus dikeluarkan sebuah perusahaan justru semakin tinggi. Jika sebelumnya kendaraan PHEV dengan mesin bensin mampu menempuh 176 mile per galon, kini hanya mampu menempuh 50,4 mile per galon.
Dengan kata lain, pengeluaran untuk bahan bakar membengkak atau bertambah sekitar USD52 atau setara Rp730 ribu per 10.000 mile. Biaya transportasi ini bahkan bisa lebih besar lagi jika jarak yang ditempuh lebih dari 10 mile.
Itu belum ditambah dengan tambahan biaya untuk para sopir yang juga mayoritas ikut naik. Begitu juga dengan harapan lebih ramah lingkungan justru menjadi sebaliknya karena polusi yang dihasilkan justru lebih besar karena konsumsi bahan bakar yang lebih banyak.
Lalu dimana letak kesalahannya hingga kendaraan PHEV justru membuat pengguna jasa logistik mengeluarkan uang lebih banyak lagi?
Ternyata itu tak lepas dari faktor sang sopir. Banyak sopir dari perusahaan jasa pengiriman atau logistik yang masih malas mengisi baterai dan lebih memilih bergantung pada bahan bakar. Salah satunya pertimbangan waktu. Ditambah dengan masih minimnya infrastruktur pengecesan baterai saat ini.
"Kami percaya PHEV punya andil besar sebagai transisi dari mesin combustion ke kendaraan listrik. Namun, penting tentunya digunakan secara benar sehingga justru tidak menambah polusi udara," kata country head Fleet Logistics Sue Branston.
Menurut Branston, kendaraan hybrid sebenarnya memang cocok untuk jarak jauh. Namun kebiasaan para sopir yang tak mengisi baterai dan mengindahkan panduan kendaraan PHEV yang dikeluarkan pabrikan justru membuat biaya membengkak.
Lalu pelajaran penting apa yang dapat diambil dari catatan yang dikeluarkan Fleet Logistics ini? Terlebih Indonesia saat ini juga tengah menggalakkan penggunaan kendaraan plug-in hybrid sebagai moda transportasi.
Selain kebijakan yang mendukung, hal yang tak kalah penting tentu faktor SDM dan infrastruktur. Pengguna kendaraan PHEV tentu harus benar-benar memanfaatkan pengisian baterai, tak bergantung sepenuhnya pada bahan bakar.
Selain itu juga infrastrukturnya yang harus mendukung. Sehingga memudahkan pengguna kendaraan PHEV untuk melakukan pengisian baterai tak hanya mengandalkan SPBU. Dua hal ini yang pantas dipersiapkan sebelum benar-benar menyambut kehadiran era kendaraan plug-ini hybrid di tanah air.
Berita Terkait
Mobil
7 Mei 2024
Hyundai Ioniq 5 dan Ioniq 6 di Indonesia Recall Gara-gara Masalah Ini
Mobil
6 Mei 2024
Masih Ada Harapan Tesla Masuk RI, Luhut Binsar Pandjaitan Bilang Begini
Mobil
4 Mei 2024
Jualan Mobil Listrik Laris Manis, Wuling Hadirkan Produk Baru Setiap Tahun
Mobil
3 Mei 2024
Wuling Satu-satunya Merek Otomotif yang Dapat Penghargaan Ini
Mobil
2 Mei 2024
Bluebird Punya Taksi Listrik Baru yang Bisa Jalan Sejauh Ini Tanpa Perlu 'Ngecas'
Mobil
30 April 2024
Mobil Listrik Wuling Cloud EV Bisa Dipesan, Harganya Setara 2 Unit Air ev
Mobil
30 April 2024
Terpesan 3.600 Unit, Chery Omoda E5 Masih Dijual dengan Harga Istimewa
Mobil
30 April 2024
BYD Umumkan Lokasi Pabrik Mobil Listriknya di Indonesia
Mobil
30 April 2024
Neta V-II Buatan Lokal Meluncur di PEVS 2024, Fitur Lebih Canggih Harga Jadi Murah
Mobil
29 April 2024
Mobil Tak Kunjung Diterima Konsumen, BYD Bungkam Jumlah Pemesanan
Terpopuler
Mobil
7 Mei 2024
Hyundai Ioniq 5 dan Ioniq 6 di Indonesia Recall Gara-gara Masalah Ini
Mobil
7 Mei 2024
Video: Pilihan Mobil Listrik Paling Murah di Indonesia
Mobil
6 Mei 2024
GIIAS 2024 Menjadi Saksi Lahirnya 8 Merek Mobil Baru di Indonesia
Mobil
6 Mei 2024
Masih Ada Harapan Tesla Masuk RI, Luhut Binsar Pandjaitan Bilang Begini
Mobil
6 Mei 2024