Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Peluang Toyota Menggandeng BYD di Indonesia Bikin Mobil Listrik dan Hybrid

Toyota bZ3 mobil listrik kolaborasi BYD
Sumber :

100kpj – Mengembangkan kendaraan listrik, atau bangun ekosistemnya sejumlah brand di dunia berkolaborasi. Tujuannya memangkas biaya produksi, riset, dan mempercepat lahirnya produk atau teknologi baru.

Seperti yang diterapkan Toyota di China, tanpa perlu mengeluarkan investasi besar-besaran merek Jepang itu bisa dengan cepat memiliki model baru kendaraan listrik hasil kerjasamanya dengan BYD (Build Your Dream).

Baca juga: Toyota Siap Hadirkan Mobil Baru Listrik dan Hybrid di Indonesia

ePlatform BYD Mobil Listrik

Secara global BYD memimpin pasar kendaraan listrik, dan menjadi pabrikan baterai terbesar urutan kedua di dunia. Tidak heran jika brand raksasa asal negeri matahari terbit itu menjalin kerja sama di Tiongkok.

Hasil kawin silang dari kedua brand tersebut sudah melahirkan mobil listrik bernama Toyota BZ3, yang debut April 2023. Sedan listrik itu menjadi produk BEV (Battery Electric Vehicle) kedua Toyota setelah BZ4.

Mobil pelahap seterum itu menggunakan e-Platform serupa dengan produk-produk BYD, begitupun dengan baterai menggandalkan blade lithium ferrophosphate, atau LFP besutan FinDreams Battery di Chongqing, China.

Kolaborasi itu tidak menutup kemungkinan berlanjut ke Indonesia untuk mempercepat mobil listrik, atau hybrid Toyota menggunakan baterai buatan dalam negeri, setelah pabrik BYD di Indonesia beroperasi pada 2026.

Saat ini produk ramah lingkungan Toyota di Indonesia masih sebatas hybrid. PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sebagai pabrikan hanya merakit baterai Yaris Cross Hybrid dan Kijang Innova Zenix Hybrid.

Berbeda dengan cara Wuling, atau Hyundai yang menggelontorkan investasi baru dengan nilai besar-besaran untuk membuat baterai di dalam negeri. Lantas gimana dengan peluang kerja sama Toyota dan BYD di RI?

“Belum ada diskusi, kalau di China kan sudah jadi tunggu tanggal mainnya. Kerjasama dengan siapapun kalau kita ini, cuma sekali lagi kerjasama itu bukan kita yang putuskan tapi stakeholder,” ujar Presiden Direktur PT TMMIN, Nandi Julyanto di Jakarta, Rabu 20 Maret 2024.

Menurutnya setiap industri begitupun di bidang otomotif tentu mengininkan lokalisasi sebesar-besaranya di negara mereka berada, namun semuanya tergantung dengan kemampuan, dan nilai investasinya.

Namun terkait kerjasama dengan BYD, Nandi menyebut bisa saja hal itu terjadi misalnya hanya sekadar mencari supplier lokal. Karena di setiap negara Toyota melakukan kerja sama dengan brand yang berbeda-beda.

“Misalnya kita cuma cari lokal supllaiernya bisa kerjasama, lalu di beberapa region pola kerjasamanya berbeda-beda, di Eropa dengan siapa, di Amerika dengan siapa. Industri selalu berusaha semaksimal mungkin,” tuturnya.

Sebelumnya saat 100kpj berkunjung ke markas BYD di Shenzhen, China, Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao  memperlihatkan platform mobil listrik yang yang digunakan Toyota untuk pasar domestik.

“Contohnya saja Toyota join venture dengan BZ3 khusus di China, itu merupakan produk pertama dari kerja sama tersebut, kolaborasi itu merupakan upaya dari BYD untuk akselerasi tren kendaraan listrik,” kata Eagle.

Saat disinggung apakah kolaborasi itu akan berlanjut di Indonesia, dia masih enggan berkomentar lebih banyak. Namun menurutnya BYD membuka peluang besar bagi siapapun yang ingin berkolaborasi.

“Kami membuka peluang besar terhadap brand lain untuk berkolaborasi,” sambungnya.

Berita Terkait
hitlog-analytic