Masalah Bikin Baterai Mobil Listrik di RI Diungkapkan Presiden Jokowi, Gegara Beda Pulau
100kpj – Kendaraan listrik menjadi salah satu jawaban di dunia untuk menekan emisi gas karbon yang dihasilkan mesin pembakaran. Setiap pabrikan mulai gencar membuat produk ramah lingkungan tersebut.
Mobil listrik, atau hybrid membutuhkan baterai untuk menggerakkan dinamo ke roda. Baterai menjadi nyawa untuk kendaraan listrik murni, berbeda dengan hybrid yang masih bisa digerakkan mesin pembakaran.
Baca juga: Grup Bakrie Gandeng Inggris Bikin Baterai Mobil Listrik di Indonesia
Luhut Pastikan BYD Hingga Tesla akan Investasi Kendaraan Listrik di Indonesia
Baterai yang digunakan pada mobil listrik terbentuk dari beberapa bahan dasar, diantaranya lithium-ion, nikel, metal, atau lainnya. Soal daya penyimpanan baterai disesuaikan dari kemampuan dinamo, dan desain kendaraan.
Beberapa perusahaan milik negara, atau swasta sudah berinvestasi untuk mendirikan pabrik pembuatan baterai di beberapa lokasi, namun sampai saat ini belum ada produk yang digunakan untuk kendaraan listrik yang sudah dipasarkan di RI.
Wuling Air ev, atau Hyundai Ioniq 5 sebagai mobil listrik rakitan lokal masih secara utuh mendatangkan baterainya dari negara asal brand tersebut, artinya jika baterai kedua model itu sudah buatan lokal bisa saja harganya menjadi lebih terjangkau.
Mengingat baterai menjadi jantung utama kendaraan listrik, maka menjadi peluang usaha yang menjanjikan bagi setiap negara jika mampu membuat komponen penyimpan daya listrik tersebut.
Presiden Jokowi mengatakan, ekosistem kendaraan elektrifikasi perlu dibangun untuk terintegrasi satu sama lain. Mulai dari nikel, tembaga, bauksit, dan timah jika bisa saling terintegrasi sangat mudah membuat baterai.
“Karena ini (bahan baku) berada di pulau-pulau yang berbeda-beda, bisa diintegrasikan dan menghasilkan yang namanya EV (Electric Vehicle) battery, lithium battery, di situ saja saya tahu berapa kali nilai tambah yang akan muncul,” ujar Jokowi mengutip Youtube Sekretariat Presiden saat acara Mandiri Investmen Forum, dikutip Kamis 2 Februari 2023.
Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, jika ekosistem terebut sudah saling terhubung maka Indonesia dipercaya bisa menjadi salah satu negara yang berkontribusi besar dalam perkembangan kendaraan listrik di dunia.
“Kalau bisa masuk lagi ke mobil listrik, dan kita menjadi produsen terbesar mobil listrik di dunia. Saya enggak tahu lagi nilai tambah yang muncul ini berada pada angka berapa? Karena belum kejadian,” tuturnya.
“Perkiraan saya di tahun 2027-2028 itu kalau kita konsisten, jadi ini barang, jangan takut, konsisten dan kawal terus,” sambung Jokowi dalam kesempatan yang sama.
Sudah ada beberapa perusahaan yang mulai menidirkan pabrik baterai, diantaranya Grup Bakrie, yaitu PT VKTR Teknologi Mobilitas bersama Britishvolt. Kemudian LG dengan Hyundai, dan beberapa perusahaan milik negara.

Bocoran Mobil Baru Toyota di 2025 Ada Hybrid, EV dan Gazoo Racing

Gebrakan Neta di Tahun Depan demi Mendongkrak Penjualan di Indonesia

Lebih Mahal Rp18 Jutaan Ini Ubahan Hyundai Kona Electric N Line

Beli Mobil Listrik Wuling Menjelang Akhir Tahun Gak ada Ruginya, Kok Bisa?

BYD Catatkan 1.400 SPK Selama 10 Hari, Ini Model Terlarisnya

Lantaran Bentuknya Unik, Pengguna Mobil Listrik Ini Jadi Perhatian di Jalan

Tahun Depan Mobil Listrik Aletra akan Dibuat di Purwakarta

Komparasi Aletra L8 vs BYD M6, Beda Harga Gimana Jarak Tempuhnya

Liburan Pakai All New Kona Electric Pengeluaran Lebih Irit, Cuma Rp100 Ribuan

Hyundai Siap Meluncurkan Mobil Listrik Baru di Akhir Tahun Ini

Fitur yang Melimpah Bikin Harga Jual Mitsubishi New Xpander Tetap Tinggi

Tak Sekedar Mewah, Mitsubishi New Xpander Cross Makin Nyaman dan Aman

Punya Segudang Pengalaman Mobil 1 Mengklaim Bukan Sekadar Oli Mesin

Sebelum Terjun ke Dunia Kerja, Brand Perkakas Ini Transfer Ilmu ke Pelajar SMK
