Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Atasi Kemacetan Pilih Mobil Terbang, atau Terowongan Usulan Elon Musk?

Elon Musk
Sumber :

UAM S-A1 tidak memerlukan landasan untuk terbang, atau mendarat. Dapat menampung 5 penumpang, termasuk satu pilot, dan perjalanan sejauh 100 kilometer, kecepatan maksimalnya saat mengudara 290 km per jam.

Mobil listrik yang bisa terbang itu juga dilengkapi parasut untuk situasi darurat. Mengandalkan material komposit karbon untuk bagian bodinya, namun tetap kedap suara sehingga memudahkan penumpang berkomunikasi saat mengudara.

Menariknya Indonesia menjadi salah satu negara yang akan menggunakan mobil terbang buatan Hyundai, melalui penandatangan nota kesepahaman dengan Ibu Kota Negara, atau IKN Nusantara di B20 Summit, Bali.

Kepala Otoritas IKN, Bambang Susantono mengatakan, penerapan Advanced Air Mobility (AAM) di Nusantara sesuai dengan semangat IKN sebagai laborotirum hidup di Indonesia yang terbuka bagi berbagai potensi. 

Sementara menurut Elon Musk, mobil terbang bukan menjadi solusi untuk atasi kemacetan. Hal itu disampaikan di B20 Summit bersama pengusaha Indonesia, dan CEO and President Director Bakrie & Borthers Anindya Novyan Bakrie. 

Tesla saat uji coba Vegas Loop

"Saya pikir lelucon saya soal terowongan kurang dihargai. Itu bukan lelucon terbaik sebenarnya. Tapi maksud saya, satu-satunya jawaban yang bisa saya lihat untuk kemacetan kota adalah terowongan. Saya pikir adalah mobil terbang, tetapi ada risiko kebisingan, banyak angin, dan kemungkinan (mobil) itu akan menjatuhi kepala Anda," ujar CEO Tesla, dan SpaceX tersebut.

Berita Terkait
hitlog-analytic