Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Test Drive New Hyundai Santa Fe: Ini Konsumsi BBM SUV Pesaing Fortuner

Test Drive Hyundai Santa Fe
Sumber :

100kpj – New Hyundai Santa Fe resmi mengaspal di Tanah Air, 7 April 2021 melalui PT Hyundai Motor Indonesia sebagai produsennya. SUV yang dibawa utuh dari Korea Selatan itu hadir dengan sejumlah perubahan dari versi sebelumnya.

Selain penampilan eksterior yang lebih atraktif, SUV pesaing Toyota Fortuner itu memiliki fitur-fitur canggih, bahkan paling lengkap dikelasnya. Penasaran dengan kelebihan, dan kekurangan yang dimiliki SUV tersebut, 100kpj mencoba langsung.

Hyundai Santa Fe test drive

Menariknya unit yang kami coba varian tertinggi, yakni Santa Fe 2.2 Signature seharga Rp729 juta. Mobil gagah tersebut mengusung mesin diesel berkapasitas 2.200cc CRDi turbo dengan 8-percepatan matik Dual Clutch Transmision (DCT).

Eksterior

Ubahan yang jelas terlihat tampilan luar adalah wajahnya. Santa Fe edisi 2021 itu mengadopsi grill model tiga dimensi yang lebih lebar, dengan lampu utama projektor LED, serta DRL (Daytime Running Light) membentuk huruf T.

Kap mesin dibuat lebih panjang, dengan garis tegas. Khusus tipe Sigature pada bagian kaki-kaki velgnya 18 inci berbentuk kipas dual tone, desain kaca spion minimalis lengkap dengan lampu sein, dan terdapat body molding.

New Hyundai Santa Fe 2021

Menegaskan kesan SUV diberikan over fender yang tidak sewarna dengan bodi, dan roof rail di bagian atap. Bagian belakang, lampu pengereman berbentuk kotak diubah lebih futuristik seperti anak panah yang sudah LED.

SUV tersebut memiliki dimensi panjang 4.785 mili meter, lebar 1.900 mm, dan tinggi 1.710 mm. Jarak poros roda depan dan belakang 2.765 mm. Ground clearance terbilang cukup untuk SUV, yakni 176 mm.

Interior dan kepraktisan

Masuk ke dalam kabin, kami langsung mengatur posisi duduk. Tinggi badan 175 cm, jarak pandang atau visibilitas sangat baik dan cukup luas melihat ke bagian depan, dan samping. Tidak terintimidasi meski dimensinya cukup besar.

Jok depan hingga baris ketiga dibalut bahan semi kulit, sedangkan platform bahan kain dengan motif mirip celana jeans. Pengaturan jok pengemudi, dan penumpang depan sudah elektrik dengan beragam posisi sesuai kebutuhan.

Hyundai Santa Fe interior

Untuk mempermudah pengisian smartphone dilengkapi wireless charging pada kap holder tengah. Meski ada kisi-kisi lubang pendingin, namun gadget kami tetap saja panas ketika pengisian baterai dilakukan tanpa kabel tersebut.

Sebagai ciri khas Hyundai pada produk terbarunya, konsol tengah memiliki dimensi besar dengan ruang kompartemen di bawahnya mirip Palisade. Namun menurut kami cukup memakan ruang, terutama bagi mereka yang berbadan besar.

Agar mempermudah penggunanya saat meletakan barang bawaan di bagasi, terbantu dengan adanya smart power tailgate. Hanya mengantongi kunci yang sudah smart keyless Dalam waktu beberapa detik, pintu bagasi terbuka otomatis, soal kapasitasnya tentu besar terlebih jika kursi baris ketiga dilipat hanya dengan satu tombol.  

Fitur dan handling

Pengaturan AC otomatis menyesuaikan suhu kabin saat pertama kali dinyalakan, alias auto climate control dengan dua zona. Sistem hiburan, head unit layar sentuh berukuran 8 inci sudah tertanam fitur Android Auto dan Apple CarPlay.

Namun beberapa kali kami coba mengkoneksikan gawai android cukup sulit, berbeda dengan iPhone yang lebih mudah. Hasilnya selama perjalanan, kami tetap mengandalkan Bluetooth untuk memutar lagu dari handphone ke headunit.

Sistem baru bisa terhubung ke gawai ketika mobil berhenti. Tersedia juga ambiend mood 64 warna yang hanya menerangi dashboard penumpang depan. Berbeda dengan ambient light, dapat menerangi seluruh interior saat malam hari.

Selain itu, fitur lain yang bikin kami terkejut adalah sistem keamanannya yang dibantu dengan kamera, serta sensor atau radar. Salah satunya BCA (Blind Spot Collision Avoidance Assist), teknologi bekerja ketika Anda memasang lampu sein.

Fitur blind spot di Hyundai Santa Fe

Blind spot umumnya memberikan indikator pada ujung kaca spion, saat kendaraan lain mendekat. Sedangkan BCA di Santa Fe baru mengubah tampilan RPM dan speedometer di panel cluster menjadi kamera saat lampu sein menyala.

Atau ketika mobil berbelok, dan menyalip dengan bantuan sein secara otomatis tampilan instrument kecepatan, dan putaran mesin berubah dengan menampilkan kondisi di luar kabin.

Teknologi lain yang membuat Anda tertib di jalan raya adalah Lane Keeping Assist (LKA), dan Lane Following Assist (LFA). Setir akan bergetar atau memberikan sedikit perlawanan, ketika ke luar marka jalan karena ingin menyalip kendaraan lain.

Namun ketika lampu sein dinyalakan, fitur tersebut sepertinya tidak bekerja karena setir tidak terasa berat saat kami keluar masuk marka jalan. Yang menarik, setir bisa kami lepas ketika kedua fitur tersebut bekerja dipadukan cruise control.

Tanpa menekan pedal gas, dan memegang roda kemudi otomatis mobil jalan mengikuti marka jalan layiknya Almaz RS. Namun sayangnya Santa Fe belum Adptive Cruise Control, sehingga mobil tidak bisa mengikuti kecepatan kendaraan di depannya.

Selain itu, sesekali kami mempercayakan mobil untuk melakukan pengereman sendiri tidak kami rasakan. Meski spesifikasi di atas kertas teknologi pengereman otomatis dimiliki SUV buatan Negeri Gingseng tersebut.

Bicara soal kenyamanan, lebih dari cukup. Pasalnya karakter suspensi Santa Fe baru tidak keras, dan tidak terlalu empuk, saat melewati jalan agak rusak dengan kecepatan 40-60 km per jam sangat nyaman begitu juga guncangan yang dirasakan badan tereduksi dengan baik.

Handlingnya stabil, gejala bodi roll kami rasakan jika kecepatan sudah di atas 160 km per jam baik itu jalan lurus atau sedikit berpindah jalur. 

Mesin dan konsumsi BBM

Di atas kertas, mesin peminum solar buatan Hyundai memiliki torsi 440 Newton meter di putara 1.750-2.750 rpm. Data tersebut ternyata benar kami rasakan dari kecepatan 40 km per jam setiap perpindahan gigi tidak ada tenaga yang hilang.

Hyundai Santa Fe mesin diesel 2.200cc turbo

Terlebih ketika kami mencoba mode sport, perpindahan gigi dari satu hingga delapan sangat memberikan power dengan nafas yang lebih panjang setiap perpindahannya.

Soal konsumsi bahan bakarnya, 13,1 kilometer per liter dengan jarak tempuh pengujian sekitar 119 kilometer. Rute Jakarta-Serpong-Bogor-Gunung Geulis dengan kecepatan dan situasi jalan yang beragam.

 

Berita Terkait
hitlog-analytic