100kpj – Sejak beberapa bulan lalu, PT Cakra Motor Sports (CMS) selaku pemegang merek resmi Ducati di Indonesia mulai membuka keran pemesanan Panigale V4S. Produk yang didatangkan secara utuh dari Thailand itu dibanderol Rp1,2 miliar.
Tingginya nominal yang ditawarkan, sebenarnya cukup beralasan. Sebab, motor itu mengusung tampilan serta spesifikasi serupa dengan tunggangan yang dipakai pembalap di kompetisi MotoGP.
Panigale V4S sendiri membawa tampilan anggun dengan perawakan ramping dan sudut bodi yang mematah. Seperti produk lansiran Ducati umumnya, pabrikan asal Italia itu membalut tubuh motor dengan dominasi kelir dua warna, yakni merah dan putih. Sentuhan hitam juga nampak di beberapa titik, seperti spakbor, tungkai spion, serta sepasang ban.
Soal dapur pacu, motor bertubuh seksi itu menanamkan konfigurasi mesin dari keluarga V4 dengan pembaruan sistem. Berkapasitas 1.103cc dengan teknologi kontrol traksi, membuat tunggangan cadas itu mampu menghasilkan tenaga 214 daya kuda, serta torsi maksimum 124 Newton meter.
Fiturnya pun lengkap, mulai dari suspensi electronic adjustable, power mode, riding mode, slide control, power launch, cornering ABS evo, engine brake control, hingga auto tyre calibration.
Bagi yang ingin memilikinya, konsumen bisa langsung memesannya ke Ducati Flagship Store di kawasan Kemang Utara, Jakarta Selatan. Bekerjasama dengan lembaga pembiayaan kendaraan, membuat motor ini bisa dibeli dengan cara dicicil. Angsuran termurahnya senilai Rp32,81 juta, atau setara dengan satu unit Honda PCX versi ABS.
Menurut Chief Executive Officer PT CMS, Annisa Saugi, proses pemesanan motor tidak akan lama, terutama jika unitnya sudah tersedia di Indonesia. “Konsumen cukup menunggu satu bulan sampai unit pesanan diantar ke rumah,” ujarnya.
Saat ini, metode perkreditan Panigale V4S baru tersedia tiga pilihan tenor, yakni 11 bulan, 23 bulan, serta 35 bulan.
Seluruhnya mewajibkan uang muka yang hampir sama, yakni Rp400 jutaan. Sementara untuk angsurannya, termurah Rp32,81 juta per bulan, dan termahal Rp82,77 juta.
(Laporan: Septian Farhan Nurhuda)