100kpj – Meski rem blong bisa terjadi pada jenis rem apapun, analisis mendalam menunjukkan bahwa rem cakram memiliki potensi blong yang lebih besar dibandingkan rem tromol.
Mengapa demikian? Artikel ini akan mengupas tuntas penyebabnya dan memberikan pemahaman mendalam tentang sistem pengereman motor.
Penyebab Rem Blong: Bukan Hanya Satu Faktor
Rem blong bukan disebabkan oleh satu faktor tunggal, melainkan kombinasi dari beberapa kondisi yang membuat kampas rem tidak mampu menghentikan roda yang berputar.
Ini bisa terjadi karena:
- Kegagalan Gerak Rem: Saat tuas rem ditekan, kampas rem gagal bergerak.
- Kampas Rem Habis: Kampas rem yang sudah tipis atau aus tidak lagi efektif.
- Masalah Sistem Pengereman: Adanya gangguan pada mekanisme rem itu sendiri.
Perbedaan Mekanisme Rem Cakram dan Rem Tromol
Untuk memahami mengapa rem cakram lebih berpotensi blong, penting untuk mengetahui cara kerja kedua jenis rem ini:
- Rem Cakram
- Lokasi: Umumnya digunakan pada rem depan motor, mudah dikenali dari bentuk piringan besinya.
- Komponen: Terdiri dari piringan (terhubung ke roda) dan kaliper rem (terhubung ke telescopic motor) yang di dalamnya terdapat dua kampas rem.
- Cara Kerja: Saat tuas rem ditarik, kampas rem di dalam kaliper akan bergerak menjepit piringan, sehingga menahan putaran roda.
- Mekanisme: Menggunakan sistem hidrolik. Tekanan dari tuas rem mendorong piston di silinder input, yang kemudian mendorong minyak rem ke silinder output, menggerakkan kampas rem.
Rem Tromol
- Lokasi: Desainnya tertutup, berada di dalam velg, hanya tuasnya yang terlihat dari luar.
- Komponen: Terdapat sepatu rem yang gerakannya "mekar".
- Cara Kerja: Saat tuas rem ditarik, sepatu rem akan mengembang dan bergesekan dengan permukaan velg bagian dalam, menciptakan pengereman.
- Mekanisme: Menggunakan kawat sebagai penghubung antara tuas rem dan tuas di tromol, mirip rem sepeda.
Mengapa Rem Cakram Lebih Berpotensi Blong?
Potensi blong pada rem cakram lebih tinggi karena penggunaan mekanisme hidrolik.
Meskipun mekanisme hidrolik sangat efektif dalam melipatgandakan tenaga pengereman, sehingga rem terasa lebih "pakem", sistem ini memiliki satu kelemahan krusial:
- Adanya Udara dalam Sistem Hidrolik
Minyak rem bersifat padat (tidak bisa dikompresi), berfungsi sebagai penghantar tekanan. Namun, udara dapat dikompresi.
Jika ada udara sedikit saja di dalam sistem hidrolik, tekanan dari piston input akan terbuang untuk mengompresi udara tersebut dan tidak akan tersalurkan secara efektif ke piston output.
Kondisi ini sering disebut sebagai "rem masuk angin", yang berakibat rem bisa blong.
Keamanan Relatif Rem Tromol
Sementara itu, rem tromol yang menggunakan kawat, meskipun terasa kurang "pakem" karena adanya sedikit kerugian tenaga akibat gesekan kawat, relatif lebih aman dari masalah "masuk angin".
Masalah utama pada rem tromol hanyalah jika kawat rem putus, namun kasus ini sangat jarang terjadi.
Penyebab "Rem Masuk Angin" pada Rem Cakram
Rem masuk angin pada rem cakram bisa terjadi karena:
- Volume Minyak Rem Rendah: Jika volume minyak rem di reservoir dibiarkan sedikit, lubang saluran mudah terekspos udara, memungkinkan udara masuk ke sistem.
- Minyak Rem Menggumpal: Minyak rem yang jarang diganti bisa menggumpal, menyebabkan sumbatan dan masuknya udara ke dalam sistem.
Dengan memahami perbedaan mendasar dan potensi masalah pada masing-masing sistem pengereman, pengendara dapat lebih waspada dan melakukan perawatan yang tepat untuk memastikan keamanan berkendara.*