100KPJ

5 Motor Matik dengan Masa Bakti Singkat di Indonesia.

Share :

100kpj – Meski motor matik merupakan jenis kendaraan paling disukai orang Indonesia, namun dalam perjalanannya, ada sederet nama yang kurang bisa bersaing. Beberapa hal menjadi penyebab, mulai dari tampilannya yang tak mengikuti zaman, hingga harganya yang dirasa terlalu mahal.

Nah, untuk memutar ingatan kalian, berikut kami sajikan lima motor matik dengan masa bakti singkat di Indonesia.

Yamaha Nouvo

Produk yang diklaim sebagai pionir skuter matik di Indonesia ini pertama meluncur pada 2002 silam, kemudian muncul versi sporty dan Z dua tahun berselang.

Sebenarnya, kualitas Nouva terbilang baik dan jarang muncul keluhan dari konsumen yang memilikinya. Namun, kala itu, pengetahuan masyarakat Tanah Air terhadap motor bertransmasi otomatis masih sangat terbatas. Ketimbang membeli skutik, mereka lebih memilih bebek.

Kenyataan tersebut membuat usia produksi Nouvo hanya berlangsung empat tahun saja. Namun menariknya, belakangan ini unitnya kembali diburu konsumen dari kalangan pehobi dan juga kolektor.

Suzuki Spin

Ketika Yamaha dan Honda meluncurkan skutik bertubuh mungil, yakni BeAT dan Mio, Suzuki turut mencoba peruntungan serupa dengan melahirkan produk sejenis bernama Spin. Sempat dijagokan di awal, Spin rupanya harus gugur lebih cepat.

Skutik yang beken berkat guratan mural di bodinya itu hanya bertahan empat tahun saja, sebelum akhirnya dihentikan produksinya. Banyak yang menduga, Spin gagal bersaing dengan BeAT dan Mio yang lebih dulu dipercaya konsumen.

Honda Revo AT

Saat awal kemunculannya, Revo AT sempat menggebrak pasar Tanah Air setelah diklaim menjadi motor bebek bertransmisi otomatis pertama di Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu, penjualan motor ini terus merosot tajam.

Harga yang dirasa terlalu mahal menjadi alasan utama mengapa konsumen enggan melirik Revo AT. Dibandingkan mengeluarkan dana Rp16 juta, mereka cenderung memilih skuter lain atau motor bebek konvensional yang lebih murah.

Akhirnya, Honda Revo AT pun harus menyerah dan disuntik mati pabrikan tiga tahun setelah diluncurkan.

Yamaha Lexam

Sama halnya dengan Revo AT, Lexam adalah motor bertransmisi otomatis yang menggunakan tubuh khas bebek. Bedanya, Lexam hadir dengan perawakkan lebih besar yang menyerupai tampilan Jupiter MX.

Seperti tak belajar dari kegagalan Revo AT, motor yang pertama kali diluncurkan 2011 silam itu, tidak dilirik konsumen karena banderolnya yang mahal, serta fungsinya yang terasa kurang pas. Sebab bagi sebagian kalangan, motor matik dengan pijakan jenis footstep dianggap kurang nyaman.

Maka, motor itu pun harus mengakhiri riwayatnya kurang dari dua tahun setelah pertama dikenalkan.

Yamaha Xeon RC

Menggenapi lini produknya di segmen skutik, pabrikan berlogo garpu tala itu meluncurkan Xeon RC untuk berhadapan langsung dengan Honda Vario 125. Memikul harapan besar, produk tersebut nyatanya kurang diminati konsumen di Indonesia.

Kurang baiknya penjualan Xeon RC itu sendiri diyakini karena munculnya anggapan dari konsumen yang menilai motor bercorak racing tersebut boros bahan bakar. Itulah mengapa, Yamaha menghentikan produksinya dan mengalihkan fokus ke skutik tipe lain.

Share :
Berita Terkait