100KPJ

Gak Nyangka! Honda Cuv e: Didiskon Besar-besaran, Ini Alasannya!

Share :

100kpj – Pada akhir tahun 2024, Honda memperkenalkan Honda Cuv e:, sebuah langkah berani untuk menguasai pasar motor listrik yang masih "mentah."

Dirancang sebagai kendaraan harian, Cuv e: menawarkan spesifikasi yang cukup mumpuni: motor listrik DC brushless 6 kW dengan torsi puncak 22 Nm, serta dimensi layaknya motor konvensional.

Ditenagai dua baterai Lithium-ion berkapasitas 29,4 Ah (masing-masing seberat 10 kg lebih), motor ini menjanjikan jarak tempuh hingga 80 km dengan kecepatan maksimal 83 km/jam.

Namun, banderol harga awal yang mencapai Rp54.450.000 untuk tipe QV dan Rp59.650.000 untuk tipe Rootsing Duo, dinilai terlalu mahal untuk pasar negara berkembang seperti Indonesia.

Akibatnya, penjualan Cuv e: lesu. Situasi ini mendorong Honda mengambil langkah drastis: mendiskon hampir Rp40 juta, membuat harga Cuv e: kini hanya sekitar Rp19 jutaan.

Mengapa Diskon Besar-besaran? Honda Rugi atau Strategi Jitu?

Honda beralasan diskon ini diberikan agar konsumen dapat "memiliki dan merasakan kualitas, keamanan, dan keandalan" motor listrik mereka.

Namun, di balik bahasa yang halus, faktanya adalah Cuv e: tidak laku di harga normal.

Pertanyaannya, apakah Honda tidak rugi? Tentu saja. Dengan spesifikasi dan ukuran baterai yang besar, biaya produksi Cuv e: diperkirakan jauh di atas harga diskonnya.

Lantas, mengapa Honda rela merugi? Ini adalah bagian dari strategi besar.

Pertama, Honda ingin mengedukasi pasar dan mendorong transisi ke motor listrik.

Kedua, sebagai pelopor dari produsen Jepang di segmen ini, Honda bersedia berkorban untuk membentuk pasar, seperti yang pernah Yamaha lakukan dengan Mio di segmen motor matic.

Kali ini, Honda yang harus mengambil peran aktif, meskipun dengan pendekatan yang terkesan "kasar" melalui diskon bombastis.

Keunggulan dan Kekurangan Honda Cuv e:: Layak Dibeli di Harga Diskon?

Di balik kontroversi harga dan diskon, Honda Cuv e: sebenarnya memiliki beberapa keunggulan menarik.

Posisi motor penggeraknya yang berada di lengan ayun (arm) atau karter, bukan di roda, diklaim mampu meningkatkan keawetan dan memberikan sensasi berkendara mirip motor konvensional.

Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Proses pengisian daya yang merepotkan karena baterai harus dilepas dari motor dan ditempelkan pada docking, menjadi salah satu kendala utama.

Selain itu, konsumsi listrik yang cukup besar (sekitar 58,7 volt di 6,8 Amp) dapat menjadi masalah bagi rumah dengan daya listrik rendah.

Masa Depan dan Target Pasar Honda Cuv e:

Meskipun didiskon besar-besaran, kekhawatiran mengenai ketersediaan suku cadang, after-sales service, dan harga jual kembali tetap membayangi.

Jika Honda hanya ingin menghabiskan stok, ketersediaan suku cadang mungkin terbatas, dan after-sales di dealer kecil bisa menjadi tantangan.

Harga jual kembali motor listrik bekas juga cenderung anjlok, hal yang perlu dipertimbangkan bagi pembeli di Indonesia yang sering memikirkan nilai jual kembali.

Jadi, siapa sebenarnya target pasar Honda Cuv e: di harga diskon ini?

Jawabannya adalah konsumen yang ingin beralih ke motor listrik dengan budget terbatas, yang tidak terlalu memedulikan harga jual kembali, dan yang bersedia sedikit repot dalam hal pengisian daya.

Desain yang modern dan jarak tempuh yang memadai menjadikan Cuv e: pilihan menarik sebagai motor transisi dari bahan bakar bensin ke listrik.

Ini adalah kesempatan bagi konsumen untuk "membantu" Honda membentuk pasar motor listrik, sekaligus mungkin mengubah kebiasaan membeli motor yang itu-itu saja.*

Share :
Berita Terkait