100kpj – Desain motor matic, yang merupakan pengembangan dari skuter klasik seperti Vespa yang populer sejak Perang Dunia Kedua, memang menjadi cikal bakal penggunaan ban berukuran kecil.

Namun, alasan utamanya jauh lebih kompleks daripada sekadar mengadopsi desain lama.

Salah satu faktor utama adalah efisiensi mesin. Ban yang lebih kecil membutuhkan energi yang lebih sedikit untuk berputar, sehingga meringankan beban kerja mesin.

Hal ini memungkinkan motor matic dipasangkan dengan mesin berkapasitas kecil, sekitar 110 cc atau bahkan kurang, yang berdampak langsung pada konsumsi bensin yang jauh lebih irit.

Meskipun mengorbankan sedikit kecepatan, efisiensi bahan bakar menjadi daya tarik utama bagi pengendara motor matic.

Selain itu, ban kecil memberikan ruang lebih untuk footstep yang lebih lebar. Ini tentu meningkatkan kenyamanan pengendara karena kaki bisa lebih leluasa, serta memberikan perlindungan ekstra pada area kaki.

Tak hanya itu, footstep yang lebih luas juga sangat fungsional untuk membawa barang bawaan.

Menariknya, ban kecil pada motor matic juga sangat cocok untuk pengendara wanita.

Dengan rata-rata tinggi wanita Indonesia sekitar 147 cm, ban kecil secara otomatis membuat tinggi jok motor lebih rendah, sehingga tetap nyaman dikendarai oleh orang dengan tinggi badan di bawah 150 cm.

Terakhir, dan tak kalah penting, ukuran ban yang kecil membuat manuver motor matic jadi lebih lincah dan enteng.

Lingkar roda yang lebih kecil memungkinkan radius belok yang lebih sempit, memudahkan motor matic melaju di gang-gang sempit dan padat.

Semua faktor ini berkontribusi pada kemudahan pengendalian, terutama bagi pengendara wanita, menjadikan motor matic pilihan yang praktis dan nyaman untuk mobilitas sehari-hari.

Dengan segala keunggulannya, tidak mengherankan jika motor matic terus menjadi primadona di jalanan.

Ukuran ban yang kecil, yang awalnya mungkin terlihat sebagai kekurangan, justru menjadi kunci di balik efisiensi, kenyamanan, dan kelincahan yang ditawarkan oleh motor matic.*