100KPJ

Konversi Motor Listrik Gak Laku Walau Dapat Subsidi Rp10 Juta, Ini Tanggapan AISI

Share :

"Kita harus pakai kacamata masyarakat kalau konversi itu tentunya ada motor yang dikonversi ada biaya, ada insentif. Pesaingnya apa? Ada motor listrik baru juga. Dapat subsidi, harganya murah juga," ujar Hari pada wartawan, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut dia menilai program konversi motor listrik yang tersendat ini lantaran mekanisme yang belum dipahami betul oleh masyarakat. Budi menambahkan konversi motor listrik masih menyasar segmen penghobi, belum memikat masyarakat yang memakai motor harian.

"Demandnya ini tergantung, konversi ini masih banyak dilakukan oleh para hobbies, motornya antik. Tetapi kalau motor dalam tanda petik yang dipakai harian segala macam. Mungkin ya, saya hanya memandang dari sisi masyarakat sendiri 'oh mesinnya nanti di-scrap (dihancurkan)' di situ masih ada, costnya masih mahal menurut saya meskipun sudah diinsentifkan tapi prosesnya tidak mudah," ucapnya.

"Tempatnya saja terbatas. Problemnya sama persis dengan EV yang baru. Adoptionnya harus bisa memberikan itu tadi, bisa dipakai kapan saja dan kemana saja," pungkas Hari.

Share :
Berita Terkait