100KPJ

Siksa Suzuki Ertiga Sport, Mencari Surga Tersembunyi di Jawa Barat

Share :

100kpj – Mobil berjenis Low Multi Purpose Vehicle (MPV) diciptakan sebagai kendaraan keluarga. Memiliki ciri khas, tempat duduk 7 penumpang, dan kapasitas bagasi yang terbilang cukup untuk membawa barang yang dibutuhkan.

Seiring perkembangan tren, kebutuhan pasar Low MPV bukan hanya sebagai kendaraan keluarga. Tapi untuk memenuhi gaya hidup, hingga mobiltas sehari-hari. Mengingat desain, dan fitur yang ditawarkan semakin menarik.

Baca juga: Jangan Kaget Konsumsi BBM Suzuki Ertiga Sport Bisa Tembus Segini

Sejumlah pabrikan membuat trobosan baru dalam melahirkan mobil MPV kelas menengah bawah tersebut. Salah satunya dengan desain yang lebih moderen, dan melengkapi teknologi keamanan seperti di mobil mewah.

Cara tersebut juga dilakukan PT Suzuki Indomobil Sales (SIS). Demi bertahan di tengah persaingan pasar Low MPV yang semakin ketat, agen pemegang merek mobil berlogo S itu menghadirkan varian baru dari All New Ertiga.

Mobil tersebut adalah Suzuki Ertiga Sport yang dirilis, Maret 2019 lalu. Meski menyandang kendaraan keluarga, namun desainya dibuat lebih sporty dari edisi standar. Fitur hiburan, dan keamanannya juga cukup mumpuni. 

Penasaran dengan kemampuannya, 100KPJ berkesempatan mencoba langsung dengan mengunjungi surga tersembunyi di Jawa Barat. Ertiga Sport yang kami siksa bertransmisi matik, yang dijual dengan harga Rp262,5 juta. 

Lokasi tujuan pengetesan kali ini adalah Curug Leuwi Hejo, Bogor yang sedang menjadi perbincangan di media sosial. Sebagian publik figur telah mengunjungi tempat wisata tersebut, karena keindahannya yang menarik perhatian.

Perjalanan dimulai dari Petukangan Utara, Jakarta Selatan. Mobil hanya berisikan dua orang, terdiri satu penumpang dewasa, dan pengemudi. Jika dijumlahkan dari bobot masing-masing, dan barang bawaan mencapai 140 kilogram.   

Beberapa kali stop and go dilewati ketika di dalam kota dengan kecepatan rata-rata 40-60 kilometer per jam. Masuk ke ruas Jalan Tol, tentu kecepatan yang kami tempuh lebih tinggi dengan putaran mesin sekitar 2.300-3.000 rpm.

Dari kondisi diam, transmisi otomatis dengan 5-percepatan tidak terlalu responsif. Hal wajar, karena bukan menganut sistem dual clutch seperti di mobil premium. Namun mulai memasuki 60 km per jam cukup terasa lonjakannya.

Sesekali mencoba 120 km per jam di jalan bebas hambatan, hanya butuh 3.000 rpm. Setiap tikungan di permukaan jalan yang rata kami lewati, meski agak terasa gejala limbung namun menjadi hal yang normal untuk sebuah MPV.

Mengingat jarak pijak terendah ke tanahnya terbilang tinggi, dan masih banyak ruang kosong di kabin. Saat keluar pintu Tol Sentul Selatan, kami mengarah ke Jungle Land, dan mulai melewati jalan rusak di pintu masuk Gunung Pancar.

Permukaan jalan yang berlubang, dengan penuh bebatuan kami lewati tanpa kendala. Meski banyak gundukan tinggi, berkat ground clearance 180 mili meter kolong mobil tetap aman tanpa terbentur batu besar, atau gundukan.

Ayunan suspensi saat melewati jalan rusak cukup nyaman, mungkin itu menjadi satu alasan kenapa saat permukaan jalan rata suspensi dirasa agak rigid. Saat mobil berhenti di tanjakan dengan kemiringan normal, dapat berhenti.

Tidak perlu menarik rem tangan, atau menekan pedal rem, mobil berhenti sendiri berkat fitur hill hold control saat tanjakan. Kami juga merasakan perubahan drastis pada Ertiga terbaru ketika melewati tanjakan yang sangat curam.

Meski berpenggerak roda depan, namun tidak ada selip sama sekali saat tankakan curam. Meski kami memposisikan tuas transmisi di L dengan putaran 2.200 rpm. Padahal jika diposisikan ke D sepertinya juga tidak ada masalah.

Saat permukaan jalan rata penuh pasir, fitur tranksi kontrol atau electronic stability programme cukup berfungsi. Sehingga tidak ada roda yang selip ketika bermanuver, begitu juga dengan manfaat fitur ABS yang terasa ketika pengereman mendadak.

Sesampainya di Curug Leuwi Hejo, rasa puas terbayarkan meski harus melewat jalan rusak. Butuh waktu 15 menit dari area parkir untuk melihat air terjun dengan area kolam berwarna hijau. Lantas berapa banyak bensin yang dikeluarkan?

Total jarak tempuh yang kami lewati Jakarta-Curug Leuwi Hejo-Jakarta 169,4 kilometer. Kecepatan yang beragam dari dalam kota, Jalan Tol, hingga rute menanjakan dan turunan, konsumsi bahan bakar Ertiga Sport tercatat 17,3 km per liter.

Artinya dengan penggunaan bahan bakar Pertamax RON 92, uang yang harus dikeluarkan untuk mengisI BBM selama perjalanan pulang pergi hanya sekitar Rp87 ribu untuk 9,7 liter, dengan harga Pertamax per liter Rp9 ribu.

 

Share :
Berita Terkait